7 Manfaat Daun Pare, Khasiat yang Wajib Kamu Ketahui
Selasa, 10 Juni 2025 oleh journal
Ekstrak dari dedaunan tanaman pare diyakini memiliki beragam potensi positif bagi kesehatan. Kandungan senyawa aktif di dalamnya sering dikaitkan dengan efek antioksidan, anti-inflamasi, dan kemampuan mengatur kadar gula darah. Beberapa penelitian menyoroti potensi penggunaannya dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi masalah kulit, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan bahkan sebagai agen antikanker.
"Meskipun menjanjikan, penelitian lebih lanjut dalam skala besar sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan ekstrak daun tanaman merambat ini bagi kesehatan manusia. Penggunaannya harus selalu di bawah pengawasan medis, terutama bagi individu yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain atau memiliki kondisi kesehatan tertentu," ujar Dr. Amelia Rahmawati, seorang ahli gizi klinis.
Dr. Rahmawati menambahkan, "Potensi hipoglikemik dari senyawa dalam daun tersebut memerlukan perhatian khusus bagi penderita diabetes."
Klaim manfaat kesehatan seputar konsumsi dedaunan pare didasarkan pada kandungan senyawa aktif seperti charantin, momordisin, dan polipeptida-p, yang menunjukkan aktivitas antioksidan dan kemampuan memengaruhi metabolisme glukosa dalam studi laboratorium dan penelitian terbatas pada hewan. Senyawa-senyawa ini diduga dapat membantu menurunkan kadar gula darah, mengurangi peradangan, dan melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Meskipun demikian, dosis yang efektif dan aman bagi manusia belum ditetapkan secara pasti. Penggunaan tradisional sering melibatkan perebusan daun dan mengonsumsi air rebusannya, namun perlu diingat bahwa konsentrasi senyawa aktif dapat bervariasi tergantung pada metode persiapan dan varietas tanaman. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat dianjurkan sebelum mengintegrasikan ekstrak daun ini ke dalam regimen kesehatan.
Apa Manfaat Daun Pare
Daun pare, meskipun rasanya pahit, menyimpan potensi manfaat kesehatan yang signifikan. Penelitian awal dan penggunaan tradisional menyoroti berbagai khasiat yang mungkin dimilikinya. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang perlu diperhatikan:
- Menurunkan gula darah
- Efek antioksidan
- Mengurangi peradangan
- Meningkatkan imunitas
- Menyehatkan kulit
- Potensi antikanker
- Mendukung pencernaan
Berbagai manfaat yang dikaitkan dengan daun pare berasal dari senyawa aktif seperti charantin dan momordisin. Efek penurunan gula darah, misalnya, dapat membantu penderita diabetes, meskipun konsultasi medis tetap penting. Aktivitas antioksidan membantu melindungi sel dari kerusakan, sementara sifat anti-inflamasi dapat meredakan kondisi peradangan kronis. Lebih banyak penelitian diperlukan untuk sepenuhnya memahami dan memvalidasi potensi terapeutik daun pare, memastikan penggunaannya aman dan efektif.
Menurunkan Gula Darah
Salah satu khasiat yang paling banyak diteliti dan dikaitkan dengan konsumsi dedaunan tanaman merambat pahit ini adalah potensinya dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah. Senyawa aktif yang terkandung di dalamnya, terutama charantin dan momordisin, diduga bekerja dengan cara meningkatkan sensitivitas insulin, hormon yang berperan penting dalam mengatur kadar gula darah. Dengan meningkatkan sensitivitas insulin, sel-sel tubuh menjadi lebih responsif terhadap insulin, memungkinkan glukosa dari darah untuk lebih mudah diserap dan digunakan sebagai energi. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa-senyawa tersebut dapat menghambat produksi glukosa di hati, yang juga berkontribusi pada penurunan kadar gula darah. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa efektivitas dan mekanisme kerja senyawa-senyawa ini masih terus dipelajari. Penggunaan dedaunan tanaman ini sebagai agen penurun gula darah harus selalu dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan dokter, terutama bagi individu yang sedang menjalani pengobatan diabetes, untuk menghindari risiko hipoglikemia (kadar gula darah terlalu rendah).
Efek Antioksidan
Keberadaan senyawa antioksidan dalam ekstrak dedaunan tanaman pare memberikan kontribusi signifikan terhadap potensi manfaat kesehatannya. Antioksidan berperan penting dalam menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini. Radikal bebas terbentuk sebagai hasil sampingan dari proses metabolisme normal dan juga dapat berasal dari faktor eksternal seperti polusi, radiasi, dan stres. Senyawa-senyawa seperti vitamin C, vitamin A, dan berbagai fitokimia yang ditemukan dalam dedaunan tanaman ini bertindak sebagai "pembersih" radikal bebas, mencegahnya merusak DNA, protein, dan lipid dalam sel. Dengan mengurangi kerusakan oksidatif, konsumsi ekstrak dedaunan ini secara teoritis dapat membantu melindungi tubuh dari berbagai penyakit dan memperlambat proses penuaan. Namun, penting untuk dicatat bahwa efek antioksidan yang diamati dalam studi laboratorium dan penelitian pada hewan perlu dikonfirmasi lebih lanjut melalui uji klinis pada manusia untuk menentukan dosis yang efektif dan aman, serta untuk memahami bagaimana senyawa-senyawa antioksidan tersebut berinteraksi dengan sistem biologis kompleks dalam tubuh.
Mengurangi Peradangan
Potensi efek anti-inflamasi merupakan salah satu aspek penting yang terkait dengan pemanfaatan tanaman pare. Peradangan kronis berperan dalam berbagai penyakit, dan kemampuan untuk meredakannya dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan secara keseluruhan.
- Kandungan Senyawa Anti-inflamasi
Ekstrak dari tanaman ini mengandung senyawa-senyawa seperti cucurbitacin dan momordicin yang telah menunjukkan aktivitas anti-inflamasi dalam studi laboratorium. Senyawa-senyawa ini dapat membantu menekan produksi sitokin pro-inflamasi, molekul yang memicu dan memperburuk proses peradangan.
- Mekanisme Kerja
Senyawa-senyawa anti-inflamasi dalam tanaman ini diduga bekerja dengan menghambat jalur pensinyalan inflamasi utama, seperti jalur NF-B dan MAPK. Dengan menghambat jalur-jalur ini, senyawa-senyawa tersebut dapat mengurangi ekspresi gen yang terlibat dalam respons peradangan.
- Potensi dalam Mengatasi Penyakit Inflamasi
Berdasarkan penelitian praklinis, ekstrak dari tanaman ini mungkin bermanfaat dalam mengurangi gejala penyakit inflamasi seperti arthritis dan penyakit radang usus. Namun, penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitasnya dalam mengobati kondisi-kondisi tersebut.
- Penggunaan Tradisional
Dalam pengobatan tradisional, tanaman pare sering digunakan untuk mengatasi masalah kulit yang terkait dengan peradangan, seperti eksim dan psoriasis. Sifat anti-inflamasinya diduga berperan dalam meredakan kemerahan, gatal, dan pembengkakan yang terkait dengan kondisi-kondisi tersebut.
- Perhatian dan Pertimbangan
Meskipun menjanjikan, penting untuk diingat bahwa efek anti-inflamasi dari tanaman ini belum sepenuhnya dipahami. Penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati, terutama bagi individu yang sedang mengonsumsi obat-obatan anti-inflamasi lain, untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat dianjurkan sebelum menggunakan ekstrak tanaman ini sebagai pengobatan untuk kondisi inflamasi.
Dengan kemampuannya meredakan peradangan, tanaman pare menawarkan potensi terapeutik yang signifikan. Penelitian lebih lanjut akan membantu mengungkap mekanisme kerjanya secara lebih rinci dan memvalidasi efektivitasnya dalam mengobati berbagai penyakit inflamasi, sehingga memperluas pemahaman mengenai manfaatnya.
Meningkatkan Imunitas
Kemampuan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh merupakan salah satu aspek penting yang dikaitkan dengan konsumsi ekstrak dari dedaunan tanaman merambat pahit ini. Sistem imun yang kuat sangat penting dalam melindungi tubuh dari berbagai infeksi dan penyakit.
- Kandungan Senyawa Imunomodulator
Ekstrak dedaunan tanaman ini mengandung senyawa-senyawa yang memiliki sifat imunomodulator, yang berarti dapat membantu mengatur dan meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh. Senyawa-senyawa ini termasuk vitamin C, antioksidan, dan beberapa jenis protein yang dapat merangsang produksi sel-sel imun.
- Peningkatan Aktivitas Sel Imun
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak dedaunan ini dapat meningkatkan aktivitas sel-sel imun seperti sel NK (Natural Killer) dan sel T. Sel-sel ini berperan penting dalam membunuh sel-sel yang terinfeksi virus atau sel kanker. Dengan meningkatkan aktivitas sel-sel ini, tubuh menjadi lebih efektif dalam melawan infeksi.
- Efek Anti-inflamasi dan Imunitas
Peradangan kronis dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sifat anti-inflamasi yang dimiliki dedaunan tanaman ini dapat membantu mengurangi peradangan dan dengan demikian mendukung fungsi imun yang optimal. Dengan mengurangi peradangan, sistem imun dapat bekerja lebih efisien dalam melawan infeksi.
- Potensi dalam Mencegah Infeksi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak dedaunan ini dapat membantu mencegah infeksi saluran pernapasan dan infeksi virus lainnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh kemampuannya untuk meningkatkan produksi antibodi dan memperkuat respons imun terhadap patogen.
- Perhatian dan Pertimbangan
Meskipun menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa efek peningkatan imunitas dari dedaunan tanaman ini belum sepenuhnya dipahami. Penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati, terutama bagi individu dengan kondisi autoimun, karena dapat memicu respons imun yang berlebihan. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat dianjurkan sebelum mengintegrasikan ekstrak ini ke dalam regimen kesehatan.
Dengan potensi untuk meningkatkan aktivitas sel imun dan mengurangi peradangan, ekstrak dedaunan tanaman pahit ini menawarkan dukungan yang signifikan bagi sistem kekebalan tubuh. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme kerjanya dan memvalidasi efektivitasnya dalam mencegah dan mengobati berbagai infeksi.
Menyehatkan Kulit
Pemanfaatan ekstrak tanaman pare dalam perawatan kulit didasarkan pada kandungan senyawa aktif yang diyakini berkontribusi pada kesehatan kulit. Senyawa-senyawa ini, termasuk antioksidan dan zat anti-inflamasi, berperan dalam melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan mengurangi peradangan. Radikal bebas, yang dihasilkan oleh paparan sinar matahari, polusi, dan faktor lingkungan lainnya, dapat menyebabkan penuaan dini, kerutan, dan masalah kulit lainnya. Antioksidan dalam ekstrak tanaman ini membantu menetralkan radikal bebas, sehingga mengurangi kerusakan oksidatif pada sel-sel kulit. Selain itu, sifat anti-inflamasi dari ekstrak ini dapat membantu meredakan kondisi kulit yang meradang seperti jerawat, eksim, dan psoriasis. Dengan mengurangi peradangan, ekstrak ini dapat membantu menenangkan kulit yang teriritasi, mengurangi kemerahan, dan mempercepat proses penyembuhan. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa ekstrak tanaman ini dapat membantu meningkatkan produksi kolagen, protein penting yang menjaga elastisitas dan kekencangan kulit. Peningkatan produksi kolagen dapat membantu mengurangi tampilan kerutan dan garis halus, serta meningkatkan tekstur kulit secara keseluruhan. Penggunaan tradisional sering melibatkan aplikasi langsung ekstrak pada kulit yang bermasalah, namun perlu diingat bahwa reaksi alergi mungkin terjadi. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan uji tempel pada area kecil kulit sebelum mengaplikasikan ekstrak secara luas. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme kerja ekstrak tanaman ini dalam perawatan kulit dan untuk memvalidasi efektivitasnya dalam mengatasi berbagai masalah kulit. Konsultasi dengan dokter kulit atau profesional perawatan kulit lainnya sangat dianjurkan sebelum menggunakan ekstrak ini sebagai bagian dari rutinitas perawatan kulit.
Potensi Antikanker
Ekstrak dari dedaunan tanaman merambat pahit ini menunjukkan potensi antikanker yang menjanjikan, meskipun penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini dan menentukan aplikasinya dalam pengobatan kanker. Beberapa studi laboratorium dan penelitian pada hewan menunjukkan bahwa senyawa-senyawa aktif yang terkandung di dalamnya, seperti momordisin dan cucurbitacin, dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, dan mencegah metastasis (penyebaran) kanker. Mekanisme kerjanya diduga melibatkan modulasi berbagai jalur pensinyalan seluler yang terlibat dalam pertumbuhan dan perkembangan kanker, serta peningkatan sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker. Meskipun hasil penelitian praklinis ini menggembirakan, penting untuk dicatat bahwa efektivitas dan keamanan ekstrak ini dalam mengobati kanker pada manusia belum ditetapkan. Uji klinis pada manusia diperlukan untuk menentukan dosis yang tepat, rute pemberian yang optimal, dan potensi efek samping dari penggunaan ekstrak ini sebagai agen antikanker. Selain itu, perlu diteliti interaksi antara ekstrak ini dengan obat-obatan kemoterapi konvensional untuk memastikan tidak ada interaksi yang merugikan dan untuk mengeksplorasi kemungkinan penggunaan ekstrak ini sebagai terapi tambahan untuk meningkatkan efektivitas pengobatan kanker. Klaim mengenai potensi antikanker tanaman ini harus ditanggapi dengan hati-hati dan tidak boleh dijadikan pengganti pengobatan kanker yang terbukti secara medis. Konsultasi dengan dokter atau ahli onkologi sangat dianjurkan sebelum menggunakan ekstrak ini sebagai bagian dari strategi pengobatan kanker.
Mendukung Pencernaan
Kemampuan untuk mendukung proses pencernaan merupakan salah satu aspek penting dari potensi khasiat tanaman pare. Sistem pencernaan yang berfungsi optimal krusial untuk penyerapan nutrisi yang efisien dan pembuangan limbah tubuh. Dedaunan tanaman ini diyakini memiliki sifat yang dapat memfasilitasi proses tersebut.
- Peningkatan Produksi Enzim Pencernaan
Senyawa dalam ekstrak daun tanaman merambat pahit ini diduga dapat merangsang produksi enzim pencernaan, seperti amilase, protease, dan lipase. Enzim-enzim ini berperan penting dalam memecah karbohidrat, protein, dan lemak menjadi molekul yang lebih kecil sehingga mudah diserap oleh tubuh. Peningkatan produksi enzim pencernaan dapat membantu mengatasi masalah pencernaan seperti kembung, gas, dan gangguan pencernaan lainnya.
- Efek Laksatif Ringan
Kandungan serat dalam dedaunan tanaman ini, meskipun tidak terlalu tinggi, dapat memberikan efek laksatif ringan. Serat membantu meningkatkan volume tinja dan merangsang gerakan peristaltik usus, sehingga memfasilitasi buang air besar secara teratur dan mencegah konstipasi. Konsumsi air rebusan daun juga dapat membantu melunakkan tinja dan memperlancar proses eliminasi.
- Potensi Prebiotik
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa dalam dedaunan tanaman ini mungkin memiliki efek prebiotik, yang berarti dapat membantu menutrisi bakteri baik dalam usus. Bakteri baik ini berperan penting dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan, meningkatkan penyerapan nutrisi, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Keseimbangan mikrobiota usus yang sehat sangat penting untuk pencernaan yang optimal.
- Mengurangi Peradangan pada Saluran Pencernaan
Sifat anti-inflamasi yang dimiliki dedaunan tanaman ini dapat membantu mengurangi peradangan pada saluran pencernaan. Peradangan kronis pada saluran pencernaan dapat mengganggu proses pencernaan dan menyebabkan berbagai masalah seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) dan penyakit radang usus (IBD). Dengan mengurangi peradangan, dedaunan tanaman ini dapat membantu memulihkan fungsi pencernaan yang normal.
- Meningkatkan Nafsu Makan
Rasa pahit dari daun pare dapat merangsang nafsu makan. Dalam pengobatan tradisional, daun ini sering digunakan sebagai tonik untuk meningkatkan nafsu makan, terutama pada individu yang mengalami kehilangan nafsu makan akibat penyakit atau kondisi medis tertentu. Peningkatan nafsu makan dapat membantu memastikan asupan nutrisi yang cukup untuk mendukung fungsi pencernaan yang optimal.
- Efek Protektif pada Lapisan Mukosa Lambung
Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa senyawa dalam dedaunan tanaman ini dapat membantu melindungi lapisan mukosa lambung dari kerusakan akibat asam lambung dan faktor iritan lainnya. Perlindungan lapisan mukosa lambung sangat penting untuk mencegah tukak lambung dan masalah pencernaan lainnya. Efek protektif ini diduga terkait dengan sifat antioksidan dan anti-inflamasi dari senyawa-senyawa tersebut.
Secara keseluruhan, potensi tanaman ini dalam mendukung pencernaan melibatkan berbagai mekanisme, mulai dari peningkatan produksi enzim pencernaan hingga efek prebiotik dan protektif pada saluran pencernaan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami bagaimana dedaunan tanaman ini dapat berkontribusi pada kesehatan pencernaan dan untuk menentukan dosis yang aman dan efektif untuk tujuan ini.
Tips Pemanfaatan Optimal Dedaunan Pare
Penggunaan dedaunan tanaman merambat pahit ini sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan memerlukan pemahaman yang baik tentang cara pemanfaatan yang tepat dan aman. Berikut adalah beberapa panduan yang perlu diperhatikan:
Tip 1: Konsultasikan dengan Profesional Kesehatan
Sebelum mengintegrasikan ekstrak dedaunan ini ke dalam rutinitas kesehatan, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi. Hal ini sangat penting, terutama bagi individu yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain atau memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes atau gangguan autoimun. Interaksi obat dan efek samping potensial perlu dievaluasi dengan cermat.
Tip 2: Perhatikan Dosis dan Frekuensi
Tidak ada dosis standar yang ditetapkan secara universal untuk konsumsi dedaunan tanaman ini. Mulailah dengan dosis rendah dan secara bertahap tingkatkan jika diperlukan, sambil memantau respons tubuh. Frekuensi konsumsi juga perlu diperhatikan; konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.
Tip 3: Pilih Sumber yang Terpercaya
Pastikan dedaunan tanaman yang digunakan berasal dari sumber yang terpercaya dan bebas dari kontaminasi pestisida atau bahan kimia berbahaya lainnya. Jika membeli produk olahan, periksa label dengan cermat untuk memastikan kualitas dan keamanan produk. Pertimbangkan untuk menanam sendiri tanaman ini di lingkungan yang terkontrol.
Tip 4: Variasikan Cara Konsumsi
Dedaunan ini dapat dikonsumsi dalam berbagai cara, seperti direbus sebagai teh, ditambahkan ke dalam masakan sebagai sayuran, atau diolah menjadi jus. Variasi cara konsumsi dapat membantu mengurangi rasa pahit dan meningkatkan penerimaan. Eksperimen dengan berbagai resep untuk menemukan cara yang paling sesuai dengan selera.
Tip 5: Pantau Efek Samping dan Reaksi Alergi
Hentikan penggunaan dan segera cari pertolongan medis jika mengalami efek samping yang tidak diinginkan, seperti gangguan pencernaan, reaksi alergi (ruam, gatal-gatal, pembengkakan), atau penurunan kadar gula darah yang berlebihan. Reaksi alergi dapat bervariasi dari ringan hingga berat, dan penting untuk mewaspadai tanda-tandanya.
Pemanfaatan yang bijaksana dan terinformasi adalah kunci untuk memaksimalkan potensi manfaat dedaunan pahit ini bagi kesehatan. Selalu prioritaskan keamanan dan konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk panduan yang dipersonalisasi.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Investigasi terhadap khasiat dedaunan tanaman Momordica charantia telah menghasilkan sejumlah studi kasus dan penelitian ilmiah yang menyoroti potensi manfaatnya. Salah satu area yang paling banyak dieksplorasi adalah pengaruhnya terhadap regulasi glukosa darah, terutama pada individu dengan diabetes tipe 2. Sebuah studi kasus yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology melaporkan perbaikan signifikan dalam kadar glukosa puasa dan hemoglobin A1c (HbA1c) pada sekelompok peserta yang mengonsumsi ekstrak daun Momordica charantia secara teratur selama periode 12 minggu.
Studi tersebut menggunakan desain kuasi-eksperimental dengan kelompok kontrol non-acak. Meskipun memberikan indikasi positif, metodologi ini memiliki keterbatasan dalam hal validitas internal dan kemampuan untuk mengontrol variabel pengganggu. Temuan serupa juga dilaporkan dalam studi lain yang diterbitkan dalam International Journal of Diabetes and Metabolism, di mana suplementasi dengan ekstrak daun Momordica charantia dikaitkan dengan penurunan resistensi insulin dan peningkatan fungsi sel beta pankreas pada model hewan. Namun, penting untuk dicatat bahwa hasil dari studi pada hewan tidak selalu dapat diekstrapolasi secara langsung ke manusia.
Meskipun terdapat bukti yang mendukung potensi manfaat dedaunan tanaman ini, terdapat pula perdebatan dan sudut pandang yang kontras. Beberapa penelitian gagal menunjukkan efek yang signifikan pada regulasi glukosa darah, sementara yang lain melaporkan efek samping ringan seperti gangguan pencernaan. Perbedaan dalam hasil penelitian ini dapat disebabkan oleh variasi dalam dosis, metode persiapan, dan karakteristik peserta studi. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan potensi interaksi dengan obat-obatan lain yang mungkin sedang dikonsumsi oleh peserta.
Penting untuk terlibat secara kritis dengan bukti yang ada dan untuk mempertimbangkan keterbatasan studi yang tersedia. Penelitian lebih lanjut, dengan desain yang lebih ketat dan ukuran sampel yang lebih besar, diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat potensial dedaunan tanaman ini dan untuk menentukan dosis yang optimal dan aman. Selain itu, penelitian di masa depan harus fokus pada identifikasi senyawa aktif yang bertanggung jawab atas efek terapeutik yang diamati dan pada pemahaman mekanisme kerja yang mendasarinya.