7 Manfaat Daun Salam Rebus, Yang Wajib Kamu Ketahui!
Selasa, 24 Juni 2025 oleh journal
Rebusan daun salam dipercaya memiliki beragam khasiat bagi kesehatan. Cairan yang dihasilkan dari perebusan tersebut mengandung senyawa-senyawa yang berpotensi memberikan efek positif pada tubuh. Beberapa orang meyakini bahwa konsumsi air rebusan ini dapat membantu mengatasi masalah pencernaan, menurunkan kadar gula darah, hingga memberikan efek relaksasi. Kandungan nutrisi di dalam daun salam diyakini menjadi sumber potensi manfaat tersebut.
"Meskipun rebusan daun salam kerap digunakan sebagai pengobatan tradisional, penting untuk diingat bahwa penelitian ilmiah yang komprehensif masih terbatas. Beberapa studi awal menunjukkan potensi manfaatnya, namun diperlukan riset lebih lanjut dengan skala yang lebih besar dan metodologi yang ketat untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya secara pasti," ujar Dr. Amelia Rahayu, seorang ahli gizi klinis dari Rumah Sakit Umum Sejahtera.
- Dr. Amelia Rahayu, Ahli Gizi Klinis
Daun salam mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, tanin, dan alkaloid, yang diyakini berkontribusi pada efek positif yang dirasakan. Flavonoid, misalnya, dikenal memiliki sifat antioksidan yang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Beberapa penelitian juga mengindikasikan bahwa senyawa-senyawa ini dapat membantu mengatur kadar gula darah dan meningkatkan kesehatan jantung. Namun, penting untuk diingat bahwa efektivitas senyawa-senyawa ini dapat bervariasi tergantung pada dosis, metode persiapan, dan kondisi kesehatan individu. Konsultasikan dengan profesional kesehatan sebelum mengonsumsi rebusan daun salam secara rutin, terutama jika Anda memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan.
Manfaat Daun Salam Rebus
Rebusan daun salam, sebuah praktik tradisional, diyakini memberikan sejumlah khasiat potensial bagi kesehatan. Pemahaman mendalam mengenai manfaat-manfaat esensial ini penting untuk penggunaan yang tepat dan aman.
- Membantu pencernaan
- Menurunkan gula darah
- Menurunkan kolesterol
- Antioksidan alami
- Meredakan peradangan
- Meningkatkan imun tubuh
- Menurunkan tekanan darah
Manfaat rebusan daun salam mencakup aspek kesehatan yang beragam. Efek membantu pencernaan berasal dari kandungan senyawa yang merangsang produksi enzim pencernaan. Potensi menurunkan gula darah dan kolesterol terkait dengan kemampuan senyawa tertentu dalam daun salam untuk memengaruhi metabolisme glukosa dan lipid. Aktivitas antioksidan melindungi sel dari kerusakan radikal bebas, sementara sifat anti-inflamasi dapat meredakan kondisi peradangan ringan. Namun, riset lebih lanjut diperlukan untuk menguatkan klaim ini.
Membantu Pencernaan
Salah satu khasiat yang sering dikaitkan dengan konsumsi air rebusan daun salam adalah kemampuannya dalam mendukung fungsi pencernaan. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam daun salam diyakini dapat merangsang produksi enzim pencernaan dalam tubuh. Peningkatan produksi enzim ini dapat membantu memecah makanan menjadi partikel yang lebih kecil, sehingga memudahkan proses penyerapan nutrisi di usus. Selain itu, beberapa komponen dalam daun salam memiliki potensi untuk mengurangi peradangan pada saluran pencernaan, yang pada gilirannya dapat meringankan gejala seperti kembung, gas, dan gangguan pencernaan ringan lainnya. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa efek ini bervariasi antar individu dan bukti ilmiah yang kuat masih diperlukan untuk mengkonfirmasi mekanisme kerja serta efektivitasnya secara konsisten.
Menurunkan Gula Darah
Potensi efek hipoglikemik sering disebut sebagai salah satu alasan konsumsi rebusan daun salam. Klaim ini didasarkan pada dugaan bahwa senyawa tertentu dalam daun salam dapat memengaruhi metabolisme glukosa dalam tubuh, sehingga berkontribusi pada penurunan kadar gula darah.
- Peningkatan Sensitivitas Insulin
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa dalam daun salam dapat meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin. Insulin adalah hormon yang berperan penting dalam memindahkan glukosa dari darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Peningkatan sensitivitas insulin memungkinkan sel-sel tubuh merespon insulin dengan lebih efektif, sehingga lebih banyak glukosa yang diambil dari darah, yang pada akhirnya menurunkan kadar gula darah.
- Inhibisi Enzim Pencernaan Karbohidrat
Daun salam mungkin mengandung senyawa yang dapat menghambat aktivitas enzim pencernaan karbohidrat seperti alfa-amilase dan alfa-glukosidase. Enzim-enzim ini bertanggung jawab untuk memecah karbohidrat kompleks menjadi glukosa sederhana. Dengan menghambat aktivitas enzim ini, laju penyerapan glukosa ke dalam aliran darah dapat diperlambat, sehingga mencegah lonjakan kadar gula darah setelah makan.
- Efek Antioksidan dan Pengurangan Stres Oksidatif
Stres oksidatif, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh, dapat berkontribusi pada resistensi insulin dan gangguan metabolisme glukosa. Daun salam mengandung senyawa antioksidan yang dapat membantu mengurangi stres oksidatif, yang pada gilirannya dapat meningkatkan fungsi insulin dan membantu menjaga kadar gula darah yang sehat.
- Potensi Regulasi Metabolisme Lipid
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa daun salam dapat memengaruhi metabolisme lipid. Dislipidemia (kadar lipid abnormal dalam darah) seringkali terkait dengan resistensi insulin dan diabetes tipe 2. Dengan membantu mengatur kadar lipid, daun salam mungkin secara tidak langsung berkontribusi pada peningkatan kontrol gula darah.
- Pentingnya Penelitian Lebih Lanjut
Meskipun mekanisme-mekanisme di atas menunjukkan potensi efek menurunkan gula darah, penting untuk menekankan bahwa sebagian besar bukti masih bersifat awal dan berasal dari penelitian in vitro (di laboratorium) atau penelitian pada hewan. Diperlukan uji klinis yang lebih besar dan terkontrol dengan baik pada manusia untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan daun salam dalam mengelola kadar gula darah.
Perlu diingat bahwa konsumsi rebusan daun salam tidak boleh menggantikan pengobatan medis yang diresepkan oleh dokter untuk diabetes. Individu dengan diabetes harus terus memantau kadar gula darah mereka secara teratur dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum membuat perubahan signifikan pada diet atau rejimen pengobatan mereka.
Menurunkan Kolesterol
Klaim mengenai potensi efek hipolipidemik, atau kemampuan menurunkan kadar kolesterol, menjadi salah satu aspek yang menarik perhatian dalam pembahasan manfaat konsumsi air rebusan daun salam. Hubungan ini didasarkan pada hipotesis bahwa senyawa bioaktif dalam daun salam dapat memengaruhi metabolisme lipid dalam tubuh, sehingga berkontribusi pada penurunan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat), dan trigliserida, serta meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik).
- Pengaruh Terhadap Enzim yang Terlibat dalam Sintesis Kolesterol
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak daun salam mungkin memiliki kemampuan untuk menghambat aktivitas enzim HMG-CoA reduktase, enzim kunci dalam jalur sintesis kolesterol di hati. Dengan menghambat enzim ini, produksi kolesterol endogen (kolesterol yang diproduksi oleh tubuh) dapat ditekan, yang pada gilirannya dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Namun, mekanisme ini masih memerlukan konfirmasi lebih lanjut melalui penelitian yang lebih mendalam.
- Peningkatan Ekskresi Asam Empedu
Asam empedu, yang diproduksi oleh hati dari kolesterol, berperan penting dalam pencernaan dan penyerapan lemak di usus. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa konsumsi daun salam dapat meningkatkan ekskresi asam empedu melalui feses. Peningkatan ekskresi asam empedu ini memaksa tubuh untuk menggunakan lebih banyak kolesterol untuk memproduksi asam empedu baru, sehingga menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
- Efek Antioksidan dan Pengurangan Stres Oksidatif pada Lipid
Kolesterol LDL dapat mengalami oksidasi oleh radikal bebas, menghasilkan oxidized LDL (oxLDL), yang merupakan bentuk kolesterol LDL yang lebih berbahaya dan berkontribusi pada pembentukan plak aterosklerosis di arteri. Senyawa antioksidan dalam daun salam diyakini dapat melindungi LDL dari oksidasi, sehingga mengurangi pembentukan oxLDL dan mencegah perkembangan aterosklerosis.
- Potensi Modulasi Mikrobiota Usus
Mikrobiota usus, komunitas mikroorganisme yang hidup di saluran pencernaan, memainkan peran penting dalam metabolisme lipid. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi daun salam dapat memodulasi komposisi mikrobiota usus, meningkatkan pertumbuhan bakteri menguntungkan yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan kesehatan jantung.
Meskipun mekanisme-mekanisme di atas menunjukkan potensi efek hipolipidemik, penting untuk dicatat bahwa bukti ilmiah yang mendukung klaim ini masih terbatas dan sebagian besar berasal dari penelitian in vitro atau penelitian pada hewan. Diperlukan uji klinis yang lebih besar dan terkontrol dengan baik pada manusia untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan daun salam dalam mengelola kadar kolesterol. Konsumsi rebusan daun salam tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan medis yang diresepkan oleh dokter untuk hiperlipidemia (kadar kolesterol tinggi). Individu dengan hiperlipidemia harus terus memantau kadar kolesterol mereka secara teratur dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum membuat perubahan signifikan pada diet atau rejimen pengobatan mereka.
Antioksidan Alami
Kaitan antara keberadaan antioksidan alami dan potensi khasiat yang diperoleh dari olahan daun salam terletak pada kemampuan senyawa-senyawa antioksidan tersebut dalam menetralkan radikal bebas di dalam tubuh. Radikal bebas, molekul tidak stabil yang dihasilkan sebagai produk sampingan metabolisme seluler atau akibat paparan polusi dan zat kimia, dapat memicu kerusakan seluler yang dikenal sebagai stres oksidatif. Stres oksidatif berkontribusi pada berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, diabetes, dan gangguan neurodegeneratif.
Daun salam mengandung berbagai senyawa antioksidan, termasuk flavonoid, polifenol, dan vitamin. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan cara menyumbangkan elektron kepada radikal bebas, sehingga menstabilkannya dan mencegahnya merusak sel-sel sehat. Dengan mengurangi stres oksidatif, konsumsi olahan daun salam berpotensi memberikan perlindungan terhadap kerusakan seluler dan mengurangi risiko penyakit kronis. Aktivitas antioksidan ini dapat membantu menjaga kesehatan secara keseluruhan dan mendukung fungsi tubuh yang optimal. Penting untuk dicatat bahwa tingkat dan jenis antioksidan dalam daun salam dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti varietas daun, kondisi pertumbuhan, dan metode pengolahan.
Meredakan Peradangan
Potensi efek anti-inflamasi merupakan aspek penting yang menjadikan olahan daun salam menarik dalam konteks kesehatan tradisional. Kemampuan untuk meredakan peradangan dapat memberikan dampak positif pada berbagai kondisi yang melibatkan respons imun berlebihan atau kerusakan jaringan.
- Inhibisi Mediator Inflamasi
Senyawa-senyawa tertentu dalam daun salam, seperti flavonoid dan polifenol, menunjukkan kemampuan untuk menghambat produksi mediator inflamasi seperti prostaglandin dan sitokin. Mediator ini berperan penting dalam memicu dan memperkuat respons peradangan. Dengan menekan produksi mediator ini, daun salam berpotensi mengurangi intensitas peradangan pada tingkat seluler dan molekuler. Contohnya, pada kasus radang sendi ringan, konsumsi olahan daun salam secara teratur dapat membantu mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.
- Aktivitas Antioksidan dan Perlindungan Sel
Peradangan seringkali disertai dengan peningkatan produksi radikal bebas, yang dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada sel dan jaringan. Senyawa antioksidan dalam daun salam dapat membantu menetralkan radikal bebas ini, melindungi sel dari kerusakan dan mengurangi peradangan yang diinduksi oleh stres oksidatif. Misalnya, pada kasus peradangan kulit akibat paparan sinar matahari, aplikasi topikal ekstrak daun salam dapat membantu meredakan kemerahan dan iritasi.
- Pengaruh pada Jalur Pensinyalan Inflamasi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam daun salam dapat memengaruhi jalur pensinyalan inflamasi, seperti jalur NF-kB dan MAPK. Jalur-jalur ini berperan penting dalam mengatur ekspresi gen yang terlibat dalam respons peradangan. Dengan memodulasi jalur pensinyalan ini, daun salam berpotensi mengendalikan respons peradangan secara lebih luas. Misalnya, pada kasus penyakit radang usus, konsumsi olahan daun salam dapat membantu menekan aktivitas jalur NF-kB, mengurangi peradangan pada saluran pencernaan.
- Potensi Efek Analgesik
Selain meredakan peradangan, beberapa senyawa dalam daun salam juga menunjukkan potensi efek analgesik, atau pereda nyeri. Efek ini dapat berkontribusi pada pengurangan rasa sakit yang terkait dengan kondisi peradangan. Misalnya, pada kasus sakit kepala tegang, konsumsi teh daun salam dapat membantu meredakan rasa sakit dengan mengurangi peradangan dan memberikan efek relaksasi.
Dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang terkait dengan efek anti-inflamasi, olahan daun salam menunjukkan potensi sebagai agen alami untuk membantu meredakan kondisi peradangan ringan hingga sedang. Namun, penting untuk diingat bahwa efek ini dapat bervariasi antar individu dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya secara pasti.
Meningkatkan Imun Tubuh
Klaim tentang peningkatan imunitas tubuh melalui konsumsi rebusan daun salam didasarkan pada kandungan senyawa bioaktif yang berpotensi memodulasi sistem kekebalan tubuh. Sistem imun adalah jaringan kompleks sel, jaringan, dan organ yang bekerja sama untuk melindungi tubuh dari serangan patogen seperti bakteri, virus, dan jamur. Beberapa komponen dalam daun salam diyakini dapat memperkuat respons imun dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
- Aktivitas Antioksidan dan Perlindungan Sel Imun: Stres oksidatif, yang disebabkan oleh radikal bebas, dapat merusak sel-sel imun dan menghambat fungsi mereka. Senyawa antioksidan yang terdapat dalam daun salam, seperti flavonoid dan polifenol, dapat membantu menetralkan radikal bebas dan melindungi sel-sel imun dari kerusakan. Dengan menjaga integritas sel-sel imun, kemampuan mereka untuk merespon ancaman patogen dapat ditingkatkan.
- Stimulasi Produksi Sel Imun: Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak daun salam dapat merangsang produksi sel-sel imun, seperti sel T dan sel B. Sel T berperan penting dalam membunuh sel-sel yang terinfeksi virus dan mengatur respons imun. Sel B menghasilkan antibodi yang menargetkan dan menetralkan patogen. Peningkatan jumlah sel-sel imun ini dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
- Modulasi Respons Inflamasi: Respons inflamasi yang terkendali diperlukan untuk melawan infeksi, tetapi respons inflamasi yang berlebihan dapat merusak jaringan dan memperburuk penyakit. Senyawa anti-inflamasi dalam daun salam dapat membantu memodulasi respons inflamasi, memastikan bahwa respons imun tetap efektif tanpa menyebabkan kerusakan yang berlebihan.
- Efek Antimikroba: Daun salam mengandung senyawa dengan aktivitas antimikroba, yang dapat membantu melawan infeksi bakteri dan jamur. Dengan mengurangi beban patogen dalam tubuh, sistem imun dapat berfungsi lebih efisien dan respons imun dapat lebih fokus pada ancaman yang lebih serius.
Meskipun mekanisme-mekanisme di atas menunjukkan potensi efek imunomodulator, penting untuk dicatat bahwa bukti ilmiah yang mendukung klaim ini masih terbatas dan sebagian besar berasal dari penelitian in vitro atau penelitian pada hewan. Diperlukan uji klinis yang lebih besar dan terkontrol dengan baik pada manusia untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan daun salam dalam meningkatkan fungsi imun. Konsumsi rebusan daun salam tidak boleh dianggap sebagai pengganti vaksinasi atau pengobatan medis yang diresepkan oleh dokter untuk infeksi. Individu dengan gangguan sistem imun harus berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mengonsumsi rebusan daun salam.
Menurunkan Tekanan Darah
Salah satu potensi khasiat yang dikaitkan dengan konsumsi air rebusan daun salam adalah kemampuannya dalam membantu menurunkan tekanan darah. Hubungan ini berakar pada kandungan senyawa bioaktif dalam daun salam yang diyakini memengaruhi mekanisme pengaturan tekanan darah dalam tubuh. Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, merupakan faktor risiko utama penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal. Oleh karena itu, upaya untuk mengelola tekanan darah secara alami menjadi perhatian penting.
Beberapa mekanisme yang mungkin mendasari efek hipotensif tersebut meliputi:
- Efek Diuretik Ringan: Daun salam memiliki potensi diuretik ringan, yang berarti dapat membantu meningkatkan produksi urin. Peningkatan ekskresi urin dapat membantu mengurangi volume cairan dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat menurunkan tekanan darah.
- Relaksasi Pembuluh Darah: Senyawa tertentu dalam daun salam dapat memicu relaksasi otot polos di dinding pembuluh darah. Relaksasi ini menyebabkan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi), yang memungkinkan darah mengalir lebih mudah dan menurunkan tekanan darah.
- Inhibisi Angiotensin-Converting Enzyme (ACE): Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak daun salam dapat menghambat aktivitas enzim ACE. Enzim ACE berperan penting dalam memproduksi angiotensin II, hormon yang menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah. Dengan menghambat ACE, produksi angiotensin II dapat ditekan, yang pada gilirannya dapat menurunkan tekanan darah.
- Aktivitas Antioksidan dan Perlindungan Endotel: Stres oksidatif dapat merusak lapisan endotel (lapisan dalam) pembuluh darah, yang dapat menyebabkan disfungsi endotel dan peningkatan tekanan darah. Senyawa antioksidan dalam daun salam dapat melindungi endotel dari kerusakan oksidatif, menjaga fungsi pembuluh darah yang sehat dan membantu mengatur tekanan darah.
Meskipun mekanisme-mekanisme di atas menunjukkan potensi efek hipotensif, penting untuk dicatat bahwa bukti ilmiah yang mendukung klaim ini masih terbatas dan sebagian besar berasal dari penelitian in vitro atau penelitian pada hewan. Diperlukan uji klinis yang lebih besar dan terkontrol dengan baik pada manusia untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan daun salam dalam mengelola tekanan darah. Konsumsi air rebusan daun salam tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan medis yang diresepkan oleh dokter untuk hipertensi. Individu dengan hipertensi harus terus memantau tekanan darah mereka secara teratur dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum membuat perubahan signifikan pada diet atau rejimen pengobatan mereka.
Tips untuk Memaksimalkan Potensi Khasiat Daun Salam
Pemanfaatan daun salam sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan memerlukan pemahaman yang baik agar potensi manfaatnya dapat dioptimalkan. Berikut beberapa panduan yang perlu diperhatikan:
Tip 1: Pilih Daun Salam yang Segar dan Berkualitas
Daun salam yang segar mengandung konsentrasi senyawa aktif yang lebih tinggi. Hindari daun yang terlihat layu, kering, atau memiliki bintik-bintik. Pilih daun yang berwarna hijau cerah dan memiliki aroma yang kuat.
Tip 2: Perhatikan Proses Perebusan yang Tepat
Rebus daun salam dengan air bersih secukupnya. Hindari merebus terlalu lama karena dapat menghilangkan sebagian senyawa yang bermanfaat. Waktu perebusan ideal adalah sekitar 15-20 menit. Gunakan api kecil agar senyawa aktif terekstrak secara perlahan.
Tip 3: Konsumsi dalam Jumlah yang Moderat
Meskipun diyakini memiliki khasiat, konsumsi air rebusan daun salam sebaiknya dilakukan dalam jumlah yang wajar. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Batasi konsumsi hingga 1-2 cangkir per hari.
Tip 4: Kombinasikan dengan Gaya Hidup Sehat
Konsumsi air rebusan daun salam sebaiknya diimbangi dengan pola makan sehat, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup. Gaya hidup sehat secara keseluruhan akan meningkatkan efektivitas khasiat daun salam dan memberikan manfaat kesehatan yang lebih optimal.
Tip 5: Konsultasikan dengan Profesional Kesehatan
Individu dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes, hipertensi, atau gangguan ginjal, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi air rebusan daun salam secara rutin. Hal ini penting untuk memastikan keamanan dan menghindari interaksi dengan obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
Dengan mengikuti panduan ini, pemanfaatan daun salam sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal. Selalu utamakan informasi yang akurat dan konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk memastikan keamanan dan efektivitas.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Evaluasi empiris mengenai dampak konsumsi larutan hasil ekstraksi daun salam melalui perebusan terhadap kondisi kesehatan tertentu masih terbatas. Sejumlah penelitian awal, umumnya berskala kecil dan menggunakan desain penelitian yang bervariasi, mengindikasikan potensi efek positif dalam parameter fisiologis tertentu. Akan tetapi, interpretasi hasil studi-studi ini memerlukan kehati-hatian mengingat keterbatasan metodologis dan ukuran sampel yang relatif kecil.
Beberapa studi pendahuluan meneliti pengaruh konsumsi ekstrak daun salam terhadap kadar glukosa darah pada subjek dengan pra-diabetes atau diabetes tipe 2 ringan. Hasil studi-studi ini menunjukkan adanya penurunan kadar glukosa darah puasa dan peningkatan sensitivitas insulin setelah periode intervensi tertentu. Akan tetapi, mekanisme aksi yang mendasari efek ini belum sepenuhnya dipahami dan memerlukan investigasi lebih lanjut. Selain itu, kontrol terhadap variabel perancu seperti diet dan aktivitas fisik seringkali kurang optimal dalam studi-studi tersebut, sehingga membatasi generalisasi hasil.
Terdapat pula laporan kasus anekdotal mengenai individu yang mengklaim mengalami perbaikan dalam gejala dispepsia (gangguan pencernaan) setelah mengonsumsi rebusan daun salam. Meskipun laporan-laporan ini memberikan petunjuk awal, mereka tidak memiliki kontrol ilmiah yang ketat dan rentan terhadap bias subjektif. Studi terkontrol dengan plasebo diperlukan untuk mengkonfirmasi apakah efek yang diamati benar-benar disebabkan oleh konsumsi larutan daun salam atau faktor lain.
Mengingat keterbatasan bukti ilmiah yang ada, disarankan untuk mendekati klaim manfaat kesehatan dari konsumsi larutan daun salam hasil perebusan dengan sikap kritis dan berbasis bukti. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan desain yang ketat, ukuran sampel yang memadai, dan kontrol terhadap variabel perancu untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan praktik ini. Konsultasi dengan profesional kesehatan tetap merupakan langkah penting sebelum mengadopsi konsumsi larutan daun salam sebagai bagian dari regimen kesehatan, terutama bagi individu dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.