Intip 7 Manfaat Buah Mahkota Dewa & Efek Samping yang Jarang Diketahui
Selasa, 3 Juni 2025 oleh journal
Buah mahkota dewa dikenal memiliki beragam khasiat bagi kesehatan, mulai dari membantu menurunkan kadar gula darah hingga berpotensi sebagai antioksidan. Namun, konsumsi buah ini juga perlu diperhatikan karena dapat menimbulkan efek samping seperti gangguan pencernaan, reaksi alergi, atau bahkan interaksi dengan obat-obatan tertentu. Pemahaman yang baik mengenai potensi manfaat dan risiko yang ada sangat penting sebelum mengonsumsi buah ini.
"Meskipun buah mahkota dewa menunjukkan potensi manfaat kesehatan yang menarik dalam beberapa penelitian awal, penting untuk diingat bahwa bukti ilmiah yang kuat masih terbatas. Konsumsi harus dilakukan dengan hati-hati dan dalam jumlah yang terkontrol, serta konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsinya, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan," ujar Dr. Amelia Wijaya, seorang ahli gizi klinis.
Dr. Wijaya menambahkan, "Buah ini mengandung senyawa aktif seperti alkaloid, saponin, dan flavonoid yang diduga berkontribusi pada efek antioksidan dan anti-inflamasi. Beberapa penelitian in vitro dan pada hewan menunjukkan potensi dalam menurunkan kadar gula darah dan melawan pertumbuhan sel kanker. Namun, penelitian lebih lanjut pada manusia sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya."
Dengan mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko yang ada, penting untuk pendekatan yang bijaksana. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya dampak konsumsi buah mahkota dewa terhadap kesehatan manusia. Sementara itu, konsumsi yang bertanggung jawab dan konsultasi medis tetap menjadi kunci.
Manfaat Buah Mahkota Dewa dan Efek Sampingnya
Buah mahkota dewa menawarkan potensi manfaat kesehatan, namun penting untuk memahami juga efek samping yang mungkin timbul. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang perlu diperhatikan:
- Antioksidan
- Menurunkan gula darah
- Anti-inflamasi
- Meningkatkan imunitas
- Potensi antikanker
- Menurunkan kolesterol
- Meredakan alergi
Manfaat antioksidan pada buah mahkota dewa berasal dari kandungan flavonoid dan saponin, yang membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Potensi dalam menurunkan gula darah menjadi perhatian bagi penderita diabetes, meskipun memerlukan penelitian lebih lanjut. Sementara itu, efek anti-inflamasi dapat membantu meredakan peradangan dalam tubuh. Penting untuk diingat bahwa efek samping seperti gangguan pencernaan atau reaksi alergi mungkin terjadi pada beberapa individu, sehingga konsumsi harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional medis.
Antioksidan
Buah mahkota dewa memiliki kandungan antioksidan yang signifikan, yang berkaitan erat dengan potensi manfaatnya bagi kesehatan. Antioksidan adalah senyawa yang mampu menetralisir radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini. Keberadaan senyawa-senyawa seperti flavonoid dan saponin dalam buah ini berperan penting dalam aktivitas antioksidan tersebut. Dengan mengurangi stres oksidatif, konsumsi buah mahkota dewa berpotensi membantu melindungi tubuh dari kerusakan seluler dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Namun, perlu diingat bahwa efek ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efektivitasnya pada manusia dan untuk memahami dosis yang aman dan efektif. Oleh karena itu, konsumsi buah ini tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan medis yang terbukti, melainkan sebagai potensi pelengkap yang perlu dipertimbangkan dengan hati-hati.
Menurunkan gula darah
Salah satu khasiat yang sering dikaitkan dengan buah mahkota dewa adalah potensinya dalam membantu menurunkan kadar gula darah. Klaim ini menarik perhatian, terutama bagi individu yang berisiko atau menderita diabetes. Beberapa penelitian awal, terutama yang dilakukan secara in vitro (di laboratorium) dan pada hewan percobaan, menunjukkan bahwa senyawa-senyawa tertentu yang terkandung dalam buah ini, seperti alkaloid dan saponin, mungkin memiliki efek hipoglikemik, yaitu kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah. Mekanisme yang mungkin mendasari efek ini meliputi peningkatan sensitivitas insulin, penghambatan penyerapan glukosa di usus, atau stimulasi produksi insulin oleh pankreas.
Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa bukti ilmiah yang mendukung klaim ini masih terbatas dan sebagian besar berasal dari penelitian praklinis. Uji klinis pada manusia yang dirancang dengan baik dan melibatkan jumlah peserta yang signifikan masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan buah mahkota dewa dalam menurunkan gula darah. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa konsumsi buah ini dapat berinteraksi dengan obat-obatan antidiabetes yang diresepkan oleh dokter, sehingga dapat menyebabkan hipoglikemia (kadar gula darah terlalu rendah) yang berbahaya. Oleh karena itu, penderita diabetes yang mempertimbangkan untuk mengonsumsi buah mahkota dewa harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang tepat dan menghindari potensi risiko.
Sebagai kesimpulan, potensi buah ini dalam membantu mengelola kadar glukosa darah memang menjanjikan, namun diperlukan kehati-hatian dan penelitian lebih lanjut untuk memastikan manfaat dan keamanannya bagi penderita diabetes. Konsumsi buah ini tidak boleh menggantikan pengobatan medis yang telah diresepkan oleh dokter, melainkan dapat dipertimbangkan sebagai pelengkap setelah berkonsultasi dengan profesional kesehatan.
Anti-inflamasi
Efek anti-inflamasi merupakan salah satu potensi khasiat yang dikaitkan dengan konsumsi buah mahkota dewa. Peradangan adalah respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, namun peradangan kronis dapat berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, arthritis, dan beberapa jenis kanker. Senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam buah ini, seperti flavonoid dan saponin, diduga memiliki kemampuan untuk menghambat produksi mediator inflamasi, yaitu zat-zat yang memicu dan memperburuk peradangan dalam tubuh. Dengan menekan respons inflamasi, buah mahkota dewa berpotensi membantu meredakan gejala peradangan dan mengurangi risiko penyakit kronis yang terkait dengannya.
Meskipun demikian, penting untuk ditekankan bahwa bukti ilmiah yang mendukung klaim ini masih terbatas. Sebagian besar penelitian yang meneliti efek anti-inflamasi buah mahkota dewa dilakukan secara in vitro atau pada hewan percobaan, dan hasilnya belum sepenuhnya dikonfirmasi pada manusia. Selain itu, mekanisme pasti bagaimana senyawa-senyawa dalam buah ini mempengaruhi proses inflamasi masih perlu diteliti lebih lanjut. Oleh karena itu, konsumsi buah mahkota dewa tidak boleh dianggap sebagai pengobatan utama untuk kondisi peradangan, melainkan sebagai potensi pelengkap yang perlu dipertimbangkan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan medis.
Individu yang memiliki kondisi medis yang melibatkan peradangan kronis, seperti arthritis atau penyakit autoimun, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi buah mahkota dewa. Hal ini penting untuk memastikan bahwa buah ini tidak berinteraksi dengan obat-obatan yang sedang dikonsumsi dan tidak memperburuk kondisi yang ada. Selain itu, penting untuk diingat bahwa efek samping seperti gangguan pencernaan atau reaksi alergi mungkin terjadi pada beberapa individu, sehingga konsumsi harus dilakukan dengan hati-hati dan dalam jumlah yang terkontrol.
Meningkatkan Imunitas
Peningkatan imunitas tubuh menjadi perhatian utama dalam kaitannya dengan potensi manfaat buah mahkota dewa. Kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit sangat dipengaruhi oleh sistem kekebalan yang berfungsi optimal. Beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa buah ini mungkin memiliki peran dalam mendukung fungsi imun, meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efek ini secara komprehensif.
- Kandungan Antioksidan dan Imunitas
Kandungan antioksidan dalam buah mahkota dewa, seperti flavonoid dan saponin, dapat membantu melindungi sel-sel sistem imun dari kerusakan akibat radikal bebas. Kerusakan sel imun dapat menurunkan efektivitasnya dalam melawan patogen. Dengan mengurangi stres oksidatif, senyawa-senyawa ini berpotensi meningkatkan fungsi imun secara keseluruhan. Namun, penting untuk dicatat bahwa efek ini bersifat tidak langsung dan memerlukan dukungan nutrisi serta gaya hidup sehat lainnya.
- Potensi Stimulasi Produksi Sel Imun
Beberapa penelitian in vitro menunjukkan bahwa ekstrak buah mahkota dewa dapat merangsang produksi sel-sel imun tertentu, seperti limfosit. Limfosit memainkan peran penting dalam respons imun adaptif, yaitu kemampuan tubuh untuk mengenali dan menyerang patogen secara spesifik. Peningkatan jumlah limfosit dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Akan tetapi, efek ini belum sepenuhnya terkonfirmasi pada manusia dan memerlukan penelitian lebih lanjut.
- Pengaruh Terhadap Peradangan dan Imunitas
Buah mahkota dewa juga memiliki sifat anti-inflamasi. Peradangan kronis dapat menekan fungsi sistem imun. Dengan mengurangi peradangan, buah ini berpotensi membantu sistem imun berfungsi lebih efektif. Namun, penting untuk diingat bahwa peradangan juga merupakan bagian penting dari respons imun, sehingga penekanan yang berlebihan dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
- Interaksi dengan Sistem Pencernaan dan Imunitas
Kesehatan sistem pencernaan sangat terkait dengan fungsi imun. Beberapa senyawa dalam buah mahkota dewa dapat memengaruhi mikrobiota usus, yaitu komunitas mikroorganisme yang hidup di saluran pencernaan. Mikrobiota usus yang sehat penting untuk pengembangan dan fungsi sistem imun. Namun, perubahan yang signifikan pada mikrobiota usus juga dapat memicu respons imun yang tidak diinginkan, sehingga konsumsi buah ini perlu dilakukan dengan hati-hati.
- Efek Samping dan Pertimbangan Imunitas
Efek samping yang mungkin timbul akibat konsumsi buah mahkota dewa, seperti gangguan pencernaan atau reaksi alergi, dapat memengaruhi fungsi imun. Gangguan pencernaan dapat mengganggu penyerapan nutrisi penting untuk fungsi imun, sementara reaksi alergi dapat memicu respons imun yang berlebihan dan merusak. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan potensi efek samping sebelum mengonsumsi buah ini untuk meningkatkan imunitas.
Secara keseluruhan, buah mahkota dewa menunjukkan potensi dalam mendukung fungsi imun melalui berbagai mekanisme, termasuk kandungan antioksidan, potensi stimulasi produksi sel imun, dan efek anti-inflamasi. Namun, bukti ilmiah yang kuat masih terbatas dan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efek ini secara komprehensif. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan potensi efek samping dan berhati-hati dalam mengonsumsi buah ini, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat dianjurkan sebelum mengonsumsi buah mahkota dewa untuk tujuan meningkatkan imunitas.
Potensi antikanker
Buah mahkota dewa telah menarik perhatian dalam penelitian antikanker karena mengandung senyawa-senyawa bioaktif yang menunjukkan potensi menghambat pertumbuhan sel kanker dalam studi in vitro (di laboratorium) dan pada hewan percobaan. Senyawa-senyawa tersebut meliputi alkaloid, saponin, dan flavonoid, yang masing-masing memiliki mekanisme aksi yang berbeda. Alkaloid dapat mengganggu replikasi DNA sel kanker, sementara saponin dapat memicu apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel-sel abnormal. Flavonoid, sebagai antioksidan, melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas yang dapat memicu mutasi dan perkembangan kanker.
Meskipun hasil penelitian awal menjanjikan, penting untuk memahami bahwa potensi antikanker buah mahkota dewa masih dalam tahap penelitian awal. Studi in vitro dan pada hewan tidak selalu mencerminkan efek yang sama pada manusia. Uji klinis pada manusia sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan buah ini sebagai agen antikanker. Selain itu, penting untuk dicatat bahwa buah mahkota dewa tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan kanker konvensional, seperti kemoterapi, radioterapi, atau operasi. Konsumsi buah ini dapat dipertimbangkan sebagai pelengkap, namun harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan dokter onkologi.
Lebih lanjut, beberapa efek samping yang mungkin timbul akibat konsumsi buah mahkota dewa, seperti gangguan pencernaan atau reaksi alergi, perlu dipertimbangkan dalam konteks potensi antikanker. Efek samping ini dapat memengaruhi kualitas hidup pasien kanker dan bahkan dapat berinteraksi dengan pengobatan kanker yang sedang dijalani. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter sangat penting sebelum mengonsumsi buah mahkota dewa, terutama bagi pasien kanker. Dokter dapat mengevaluasi potensi manfaat dan risiko konsumsi buah ini berdasarkan kondisi medis pasien, jenis kanker yang diderita, dan pengobatan yang sedang dijalani. Pendekatan yang bijaksana dan terinformasi sangat penting dalam memanfaatkan potensi antikanker buah mahkota dewa secara aman dan efektif.
Menurunkan kolesterol
Pengelolaan kadar kolesterol dalam darah merupakan aspek penting dalam menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Beberapa penelitian telah menginvestigasi potensi buah mahkota dewa dalam membantu menurunkan kadar kolesterol, meskipun bukti ilmiah yang ada masih memerlukan validasi lebih lanjut.
- Pengaruh Saponin Terhadap Absorpsi Kolesterol
Saponin, senyawa yang ditemukan dalam buah mahkota dewa, diketahui memiliki kemampuan untuk mengikat kolesterol di saluran pencernaan. Pengikatan ini dapat menghambat penyerapan kolesterol ke dalam aliran darah, sehingga berpotensi menurunkan kadar kolesterol LDL ("jahat"). Namun, efektivitas saponin dalam menurunkan kolesterol pada manusia masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
- Peran Flavonoid Sebagai Antioksidan dan Pengaruhnya Pada Kolesterol
Flavonoid, yang juga terdapat dalam buah mahkota dewa, memiliki sifat antioksidan. Stres oksidatif dapat berkontribusi pada pembentukan plak di arteri, yang dapat memperburuk kondisi hiperkolesterolemia (kadar kolesterol tinggi). Dengan mengurangi stres oksidatif, flavonoid berpotensi membantu melindungi arteri dan mengurangi risiko komplikasi terkait kolesterol tinggi. Namun, efek langsung flavonoid terhadap kadar kolesterol masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
- Potensi Interaksi Dengan Obat Penurun Kolesterol
Individu yang sedang mengonsumsi obat penurun kolesterol (seperti statin) harus berhati-hati jika mempertimbangkan untuk mengonsumsi buah mahkota dewa. Senyawa-senyawa dalam buah ini dapat berinteraksi dengan obat-obatan tersebut, baik meningkatkan atau mengurangi efektivitasnya, atau bahkan meningkatkan risiko efek samping. Konsultasi dengan dokter sangat penting untuk menghindari potensi interaksi yang merugikan.
- Pertimbangan Efek Samping Terhadap Profil Lipid
Beberapa efek samping yang mungkin timbul akibat konsumsi buah mahkota dewa, seperti gangguan pencernaan, dapat memengaruhi penyerapan nutrisi, termasuk lemak. Gangguan penyerapan lemak dapat memengaruhi profil lipid (kadar kolesterol dan trigliserida) dalam darah. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan potensi efek samping ini dalam konteks pengelolaan kadar kolesterol.
Meskipun buah mahkota dewa menunjukkan potensi dalam membantu menurunkan kadar kolesterol, penting untuk diingat bahwa bukti ilmiah yang kuat masih terbatas. Konsumsi buah ini tidak boleh menggantikan diet sehat, olahraga teratur, dan pengobatan yang diresepkan oleh dokter. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat dianjurkan sebelum mengonsumsi buah mahkota dewa untuk tujuan menurunkan kolesterol.
Meredakan Alergi
Potensi buah mahkota dewa dalam meredakan alergi menjadi perhatian sehubungan dengan profil manfaat dan efek sampingnya. Meskipun beberapa penelitian awal menunjukkan adanya efek antihistamin atau anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi gejala alergi, penting untuk menimbang manfaat ini dengan potensi risiko yang mungkin timbul.
- Senyawa Bioaktif dan Respons Alergi
Beberapa senyawa bioaktif dalam buah mahkota dewa, seperti flavonoid, memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang dapat membantu menstabilkan sel mast, sel-sel yang melepaskan histamin selama reaksi alergi. Dengan menstabilkan sel mast, pelepasan histamin dapat dikurangi, sehingga mengurangi gejala alergi seperti gatal-gatal, ruam, dan hidung tersumbat. Namun, mekanisme ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami efektivitasnya secara komprehensif.
- Potensi Reaksi Alergi Terhadap Buah Mahkota Dewa
Paradoksnya, buah mahkota dewa itu sendiri berpotensi memicu reaksi alergi pada beberapa individu. Gejala alergi terhadap buah ini dapat bervariasi, mulai dari ringan seperti gatal-gatal hingga berat seperti anafilaksis. Individu yang memiliki riwayat alergi terhadap buah-buahan lain atau tanaman dari keluarga yang sama harus berhati-hati dan memantau reaksi tubuh setelah mengonsumsi buah mahkota dewa.
- Interaksi dengan Obat Alergi
Jika seseorang sedang mengonsumsi obat-obatan alergi seperti antihistamin atau kortikosteroid, konsumsi buah mahkota dewa dapat berinteraksi dengan obat-obatan tersebut. Interaksi ini dapat meningkatkan atau mengurangi efektivitas obat, atau bahkan meningkatkan risiko efek samping. Konsultasi dengan dokter atau apoteker sangat penting untuk menghindari interaksi obat yang merugikan.
- Efek Samping dan Gejala Alergi
Beberapa efek samping yang mungkin timbul akibat konsumsi buah mahkota dewa, seperti gangguan pencernaan, dapat memperburuk gejala alergi pada beberapa individu. Misalnya, diare atau mual dapat menyebabkan dehidrasi, yang dapat memperburuk gejala alergi seperti kulit kering dan gatal. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan potensi efek samping ini dalam konteks meredakan alergi.
- Pendekatan Holistik dalam Mengelola Alergi
Meredakan alergi memerlukan pendekatan holistik yang mencakup identifikasi dan penghindaran alergen, pengobatan medis yang tepat, dan perubahan gaya hidup yang mendukung sistem kekebalan tubuh. Konsumsi buah mahkota dewa dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari pendekatan holistik ini, namun tidak boleh menggantikan pengobatan medis yang telah diresepkan oleh dokter. Penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mengembangkan rencana pengelolaan alergi yang sesuai dengan kebutuhan individu.
Secara keseluruhan, potensi buah mahkota dewa dalam meredakan alergi perlu dipertimbangkan dengan hati-hati, sehubungan dengan potensi risiko dan interaksi yang mungkin timbul. Bukti ilmiah yang kuat masih terbatas, dan konsumsi buah ini tidak boleh menggantikan pengobatan medis yang terbukti efektif. Pendekatan yang bijaksana dan terinformasi sangat penting dalam memanfaatkan potensi manfaat buah mahkota dewa untuk meredakan alergi secara aman dan efektif.
Panduan Konsumsi Aman
Memahami potensi manfaat kesehatan suatu tanaman obat penting, namun demikian halnya dengan menyadari risiko yang mungkin timbul. Konsumsi yang tepat dapat memaksimalkan manfaat dan meminimalkan efek yang tidak diinginkan. Berikut beberapa panduan untuk konsumsi yang aman dan bertanggung jawab:
Tip 1: Mulai dengan Dosis Rendah
Awali konsumsi dengan porsi kecil untuk menilai respons tubuh. Reaksi setiap individu dapat berbeda, sehingga dosis rendah membantu mengidentifikasi potensi alergi atau intoleransi. Misalnya, mulai dengan satu irisan tipis buah dan amati reaksi tubuh selama 24-48 jam.
Tip 2: Perhatikan Interaksi Obat
Jika sedang menjalani pengobatan, konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi. Tanaman obat tertentu dapat berinteraksi dengan obat-obatan farmasi, mengubah efektivitasnya atau meningkatkan risiko efek samping. Informasikan dokter tentang semua suplemen atau tanaman obat yang dikonsumsi.
Tip 3: Pilih Produk yang Terpercaya
Pastikan sumber tanaman obat terpercaya dan memiliki reputasi baik. Produk yang tidak berkualitas dapat mengandung kontaminan atau tidak memiliki kandungan senyawa aktif yang diharapkan. Belilah dari penjual yang menyediakan informasi lengkap tentang asal-usul dan proses pengolahan produk.
Tip 4: Monitoring Kondisi Tubuh
Perhatikan setiap perubahan atau gejala yang muncul setelah mengonsumsi. Jika mengalami efek samping yang tidak diinginkan, segera hentikan konsumsi dan konsultasikan dengan tenaga medis. Catat jenis efek samping yang dialami, waktu munculnya, dan dosis yang dikonsumsi untuk membantu diagnosis.
Konsumsi bertanggung jawab dan terinformasi adalah kunci untuk memanfaatkan potensi manfaat tanaman obat secara aman. Konsultasi dengan profesional kesehatan membantu memastikan konsumsi yang sesuai dengan kondisi kesehatan individu dan menghindari potensi risiko yang tidak diinginkan.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Penelitian terhadap tanaman obat tertentu seringkali diawali dengan pengamatan empiris dan kemudian dilanjutkan dengan investigasi ilmiah yang lebih terstruktur. Dalam konteks ini, sejumlah studi telah dilakukan untuk mengevaluasi potensi terapeutik suatu buah tropis yang dikenal karena kandungan senyawa aktifnya. Studi-studi ini berkisar dari analisis in vitro hingga percobaan pada hewan, dengan fokus pada efeknya terhadap berbagai kondisi kesehatan.
Sebuah studi kasus yang dipublikasikan dalam jurnal medis regional melaporkan hasil pengamatan terhadap sekelompok kecil individu dengan diabetes tipe 2 yang mengonsumsi ekstrak buah tersebut sebagai tambahan terhadap pengobatan konvensional mereka. Hasilnya menunjukkan penurunan kadar gula darah puasa dan peningkatan sensitivitas insulin setelah beberapa minggu konsumsi. Namun, penting untuk dicatat bahwa studi ini memiliki ukuran sampel yang kecil dan tidak memiliki kelompok kontrol, sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasikan secara luas. Selain itu, mekanisme aksi yang mendasari efek ini masih belum sepenuhnya dipahami.
Di sisi lain, laporan kasus yang diterbitkan oleh sebuah rumah sakit universitas menggambarkan seorang pasien yang mengalami reaksi alergi parah setelah mengonsumsi buah tersebut. Pasien tersebut, yang sebelumnya tidak memiliki riwayat alergi terhadap buah-buahan tropis, mengalami ruam kulit, kesulitan bernapas, dan penurunan tekanan darah. Kasus ini menyoroti potensi risiko alergi yang terkait dengan konsumsi buah tersebut, bahkan pada individu yang tidak memiliki predisposisi alergi. Laporan tersebut menekankan pentingnya kehati-hatian dan pengawasan medis saat mengonsumsi buah ini, terutama bagi individu dengan riwayat alergi atau sensitivitas terhadap tanaman dari keluarga yang sama.
Evaluasi kritis terhadap bukti yang ada sangat penting dalam menilai potensi manfaat dan risiko terkait konsumsi buah tersebut. Studi-studi yang dipublikasikan menunjukkan adanya potensi terapeutik dalam kondisi tertentu, namun juga menggarisbawahi pentingnya kehati-hatian dan pengawasan medis. Penelitian lebih lanjut dengan desain yang lebih ketat dan ukuran sampel yang lebih besar diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan buah ini secara komprehensif.