Ketahui 7 Manfaat Buah & Sayuran yang Wajib Kamu Intip!

Rabu, 9 Juli 2025 oleh journal

Konsumsi rutin produk hortikultura berkontribusi signifikan terhadap kesehatan tubuh. Kandungan vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang tinggi di dalamnya berperan penting dalam menjaga fungsi organ vital, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, serta melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Asupan teratur jenis makanan ini mendukung pencegahan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker.

"Mengoptimalkan konsumsi hasil perkebunan adalah investasi jangka panjang bagi kesehatan. Dampaknya tidak hanya dirasakan saat ini, tapi juga dalam mencegah penyakit degeneratif di masa depan," ujar Dr. Amelia Kartika, seorang ahli gizi klinis terkemuka.

Ketahui 7 Manfaat Buah & Sayuran yang Wajib Kamu Intip!

Dr. Kartika menambahkan, "Prioritaskan keberagaman warna dalam setiap hidangan. Setiap warna mewakili kandungan nutrisi yang berbeda, sehingga kita mendapatkan spektrum manfaat yang lebih luas."

Studi ilmiah terus mengukuhkan pentingnya asupan zat gizi dari sumber alami ini. Senyawa seperti flavonoid dalam buah beri, karotenoid dalam wortel, dan sulforaphane dalam brokoli, memiliki efek antioksidan dan anti-inflamasi yang kuat. Flavonoid membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, karotenoid berperan dalam menjaga kesehatan mata dan sistem kekebalan tubuh, sementara sulforaphane telah terbukti memiliki sifat antikanker. Dianjurkan untuk mengonsumsi setidaknya lima porsi per hari, dengan kombinasi berbagai jenis untuk memaksimalkan manfaatnya. Pengolahan yang tepat, seperti mengukus atau menumis ringan, dapat mempertahankan kandungan nutrisi yang optimal.

Manfaat Buah-buahan dan Sayuran

Asupan buah-buahan dan sayuran secara teratur memberikan dampak signifikan bagi kesehatan. Berbagai kandungan nutrisi di dalamnya mendukung fungsi tubuh secara optimal. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang perlu diperhatikan:

  • Kesehatan Jantung Terjaga
  • Peningkatan Imunitas Tubuh
  • Pencernaan Lebih Lancar
  • Berat Badan Terkontrol
  • Kulit Lebih Sehat
  • Energi Meningkat
  • Pencegahan Penyakit Kronis

Manfaat-manfaat tersebut saling terkait dan berkontribusi pada kesehatan secara menyeluruh. Sebagai contoh, kandungan serat dalam sayuran membantu melancarkan pencernaan dan menjaga berat badan ideal, yang pada gilirannya mengurangi risiko penyakit jantung. Antioksidan dalam buah-buahan melindungi sel dari kerusakan, mencegah penyakit kronis seperti kanker dan diabetes. Konsumsi beragam jenis buah dan sayur setiap hari adalah kunci untuk mendapatkan manfaat maksimal.

Kesehatan Jantung Terjaga

Kesehatan jantung merupakan fondasi utama kesejahteraan. Konsumsi produk hortikultura secara signifikan berkontribusi dalam memelihara fungsi organ vital ini. Nutrisi yang terkandung di dalamnya bekerja secara sinergis untuk mendukung sistem kardiovaskular yang optimal.

  • Serat Larut Menurunkan Kolesterol

    Serat larut, banyak ditemukan dalam apel, pir, dan oatmeal, mengikat kolesterol jahat (LDL) dalam saluran pencernaan dan membawanya keluar dari tubuh. Penurunan kadar LDL secara langsung mengurangi risiko penumpukan plak di arteri, penyebab utama penyakit jantung koroner.

  • Kalium Mengontrol Tekanan Darah

    Kalium, mineral esensial yang berlimpah dalam pisang, bayam, dan ubi jalar, membantu menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh. Keseimbangan ini penting untuk menjaga tekanan darah yang sehat. Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke.

  • Antioksidan Melindungi Pembuluh Darah

    Buah beri, anggur, dan sayuran berwarna cerah kaya akan antioksidan seperti flavonoid dan antosianin. Antioksidan ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan akibat radikal bebas, mencegah peradangan dan pembentukan plak.

  • Asam Folat Menurunkan Homosistein

    Asam folat, vitamin B yang banyak terdapat dalam sayuran berdaun hijau gelap, membantu menurunkan kadar homosistein dalam darah. Tingginya kadar homosistein dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.

  • Lemak Sehat Mendukung Fungsi Jantung

    Alpukat, meskipun merupakan buah, mengandung lemak tak jenuh tunggal yang sehat. Lemak ini membantu meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), mendukung fungsi jantung yang optimal.

  • Nitrat Meningkatkan Aliran Darah

    Sayuran seperti bit dan bayam mengandung nitrat alami yang diubah menjadi oksida nitrat dalam tubuh. Oksida nitrat membantu melebarkan pembuluh darah, meningkatkan aliran darah, dan menurunkan tekanan darah.

Dengan mengintegrasikan beragam buah dan sayur ke dalam pola makan sehari-hari, seseorang secara aktif berinvestasi dalam kesehatan jantung jangka panjang. Pilihan yang tepat dan konsisten dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Peningkatan Imunitas Tubuh

Sistem kekebalan tubuh adalah garda terdepan dalam melindungi organisme dari serangan patogen, seperti virus, bakteri, dan jamur. Efektivitas sistem ini sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang adekuat, dan produk hortikultura memainkan peran sentral dalam memperkuatnya. Kandungan vitamin, mineral, dan senyawa fitokimia di dalamnya bekerja secara sinergis untuk mendukung berbagai aspek fungsi imun.

Vitamin C, yang berlimpah dalam jeruk, stroberi, dan paprika, merupakan antioksidan kuat yang melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas. Vitamin ini juga merangsang produksi dan aktivitas sel darah putih, komponen kunci dalam respons imun. Vitamin A, yang ditemukan dalam wortel, ubi jalar, dan bayam, berperan penting dalam menjaga integritas selaput lendir yang melapisi saluran pernapasan dan pencernaan, berfungsi sebagai penghalang fisik terhadap infeksi.

Mineral seperti zinc, yang terdapat dalam biji labu dan kacang-kacangan, esensial untuk perkembangan dan fungsi sel-sel imun. Zinc membantu mengatur produksi sitokin, molekul pensinyalan yang mengkoordinasikan respons imun. Selenium, yang ditemukan dalam jamur dan brokoli, juga berperan sebagai antioksidan dan mendukung fungsi sel T, sel imun yang menyerang sel-sel yang terinfeksi.

Selain vitamin dan mineral, senyawa fitokimia seperti flavonoid, karotenoid, dan polifenol memiliki efek imunomodulator. Senyawa-senyawa ini membantu mengatur respons imun, mengurangi peradangan kronis, dan meningkatkan aktivitas sel-sel pembunuh alami (NK cells), yang menghancurkan sel-sel kanker dan sel-sel yang terinfeksi virus.

Dengan mengonsumsi beragam jenis produk hortikultura setiap hari, individu dapat memastikan asupan nutrisi yang optimal untuk mendukung sistem kekebalan tubuh yang kuat dan efektif. Sistem imun yang kuat mengurangi risiko infeksi, mempercepat pemulihan dari penyakit, dan berkontribusi pada kesehatan jangka panjang.

Pencernaan Lebih Lancar

Efisiensi sistem pencernaan memegang peranan vital dalam penyerapan nutrisi dan eliminasi limbah. Asupan makanan yang kaya akan serat, yang secara alami terkandung dalam produk hortikultura, memiliki dampak signifikan terhadap kelancaran proses ini. Serat, baik larut maupun tidak larut, bekerja melalui mekanisme yang berbeda namun saling melengkapi untuk mendukung kesehatan saluran cerna.

Serat tidak larut, yang banyak ditemukan dalam sayuran hijau dan kulit buah, meningkatkan volume feses dan mempercepat pergerakan makanan melalui usus. Hal ini membantu mencegah konstipasi dan mengurangi risiko divertikulitis, suatu kondisi peradangan pada kantung-kantung kecil di dinding usus besar.

Serat larut, yang terdapat dalam buah-buahan seperti apel dan jeruk, membentuk gel dalam saluran pencernaan. Gel ini memperlambat penyerapan glukosa, membantu menstabilkan kadar gula darah, dan juga mengikat kolesterol, membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Selain itu, serat larut berperan sebagai prebiotik, menyediakan makanan bagi bakteri baik dalam usus.

Keseimbangan mikrobiota usus, yaitu komunitas mikroorganisme yang hidup di dalam saluran pencernaan, sangat penting untuk kesehatan pencernaan. Bakteri baik membantu mencerna makanan, menghasilkan vitamin, dan melindungi dari patogen. Produk hortikultura, selain mengandung serat prebiotik, juga mengandung senyawa fitokimia yang dapat mendukung pertumbuhan bakteri baik dan menekan pertumbuhan bakteri jahat.

Dengan mengonsumsi beragam jenis buah dan sayur, seseorang dapat memastikan asupan serat yang cukup dan mendukung keseimbangan mikrobiota usus. Hal ini tidak hanya melancarkan pencernaan, tetapi juga meningkatkan penyerapan nutrisi, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan mengurangi risiko berbagai penyakit kronis yang terkait dengan disfungsi pencernaan.

Berat Badan Terkontrol

Regulasi berat badan yang efektif sangat bergantung pada asupan kalori yang seimbang dengan pengeluaran energi. Konsumsi produk hortikultura memiliki peran krusial dalam mencapai keseimbangan ini, berkat karakteristik nutrisinya yang unik. Makanan nabati ini umumnya rendah kalori namun kaya serat dan air, memberikan rasa kenyang lebih lama tanpa kontribusi kalori berlebih.

Serat, baik larut maupun tidak larut, memperlambat proses pencernaan dan penyerapan nutrisi. Hal ini tidak hanya membantu menstabilkan kadar gula darah, tetapi juga mengurangi keinginan untuk makan berlebihan. Rasa kenyang yang lebih lama setelah mengonsumsi makanan tinggi serat membantu mengontrol nafsu makan dan mengurangi asupan kalori secara keseluruhan.

Kandungan air yang tinggi dalam buah-buahan dan sayuran juga berkontribusi pada rasa kenyang. Air mengisi volume lambung, mengirimkan sinyal kenyang ke otak, sehingga membantu mengurangi asupan makanan secara otomatis. Selain itu, air penting untuk metabolisme yang efisien, membantu tubuh membakar kalori lebih efektif.

Beberapa jenis makanan nabati bahkan dapat meningkatkan termogenesis, yaitu proses produksi panas tubuh yang membakar kalori. Capsaicin dalam cabai, misalnya, telah terbukti meningkatkan termogenesis dan oksidasi lemak. Senyawa fitokimia lainnya, seperti polifenol dalam teh hijau dan buah beri, juga dapat berkontribusi pada peningkatan metabolisme.

Dengan menggantikan makanan olahan yang tinggi kalori dan rendah nutrisi dengan produk hortikultura yang padat nutrisi, individu dapat secara efektif mengelola berat badan. Pilihan makanan yang cerdas ini tidak hanya membantu mengurangi asupan kalori, tetapi juga memberikan nutrisi penting yang mendukung kesehatan secara keseluruhan.

Kulit Lebih Sehat

Kondisi kulit, sebagai organ terluar tubuh, mencerminkan kesehatan internal secara keseluruhan. Asupan nutrisi yang adekuat memegang peranan krusial dalam menjaga integritas, elastisitas, dan penampilan kulit yang optimal. Produk hortikultura, dengan kandungan vitamin, mineral, antioksidan, dan senyawa fitokimia yang kaya, memberikan kontribusi signifikan dalam memelihara kesehatan kulit dari dalam.

Vitamin C, yang berlimpah dalam buah-buahan sitrus, stroberi, dan sayuran hijau, merupakan antioksidan kuat yang melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas yang disebabkan oleh paparan sinar matahari, polusi, dan stres oksidatif. Vitamin ini juga esensial untuk sintesis kolagen, protein struktural yang memberikan kekuatan dan elastisitas pada kulit. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan kulit kering, kasar, dan rentan terhadap keriput.

Vitamin A, yang ditemukan dalam wortel, ubi jalar, dan sayuran berdaun hijau gelap, berperan penting dalam menjaga kelembapan kulit dan mempercepat regenerasi sel. Vitamin ini membantu mencegah kulit kering, bersisik, dan rentan terhadap infeksi. Retinol, bentuk aktif vitamin A, sering digunakan dalam produk perawatan kulit untuk mengurangi keriput dan meningkatkan tekstur kulit.

Vitamin E, yang terdapat dalam alpukat, kacang-kacangan, dan biji-bijian, juga merupakan antioksidan yang melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas. Vitamin ini membantu menjaga kelembapan kulit dan mengurangi peradangan, sehingga bermanfaat bagi penderita eksim dan psoriasis.

Selain vitamin, mineral seperti zinc dan selenium juga penting untuk kesehatan kulit. Zinc membantu mengatur produksi sebum, minyak alami yang menjaga kelembapan kulit. Kekurangan zinc dapat menyebabkan jerawat dan peradangan kulit lainnya. Selenium berperan sebagai antioksidan dan melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari.

Senyawa fitokimia seperti karotenoid, flavonoid, dan polifenol juga memiliki efek positif pada kulit. Karotenoid, seperti beta-karoten dalam wortel dan likopen dalam tomat, melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari dan meningkatkan warna kulit. Flavonoid dan polifenol memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan, membantu mengurangi peradangan dan melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas.

Dengan mengonsumsi beragam jenis produk hortikultura setiap hari, seseorang dapat memastikan asupan nutrisi yang optimal untuk mendukung kesehatan kulit. Pola makan yang kaya akan buah-buahan dan sayuran tidak hanya membantu menjaga kulit tetap sehat dan bercahaya, tetapi juga melindungi kulit dari kerusakan akibat faktor lingkungan dan penuaan.

Energi Meningkat

Peningkatan vitalitas dan stamina merupakan salah satu dampak positif signifikan dari konsumsi makanan nabati. Kehadiran nutrisi esensial dalam sumber makanan ini memfasilitasi proses metabolisme tubuh yang optimal, menghasilkan pelepasan energi yang berkelanjutan dan menghindari fluktuasi energi drastis.

  • Glukosa Alami untuk Bahan Bakar Sel

    Buah-buahan menyediakan sumber glukosa alami yang mudah dicerna, bahan bakar utama bagi sel-sel tubuh. Glukosa alami memberikan energi cepat dan efisien tanpa lonjakan gula darah yang ekstrim, berbeda dengan gula olahan.

  • Vitamin B Kompleks Mendukung Metabolisme Energi

    Sayuran hijau dan biji-bijian mengandung vitamin B kompleks yang berperan penting dalam mengubah makanan menjadi energi. Kekurangan vitamin B dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan stamina.

  • Zat Besi Mencegah Anemia dan Kelelahan

    Sayuran berdaun hijau gelap dan kacang-kacangan kaya akan zat besi, mineral penting untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, kondisi yang ditandai dengan kelelahan kronis.

  • Magnesium Meningkatkan Fungsi Otot dan Saraf

    Magnesium, yang ditemukan dalam alpukat dan pisang, mendukung fungsi otot dan saraf yang optimal, mengurangi risiko kram dan kelelahan otot setelah beraktivitas fisik.

  • Antioksidan Melawan Stres Oksidatif

    Buah beri dan sayuran berwarna cerah mengandung antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan energi.

  • Hidrasi Optimal Meningkatkan Performa Fisik

    Buah-buahan dan sayuran dengan kandungan air tinggi, seperti semangka dan mentimun, membantu menjaga hidrasi tubuh, yang penting untuk performa fisik dan mental yang optimal.

Kombinasi nutrisi esensial dalam produk hortikultura berkontribusi pada peningkatan energi secara menyeluruh. Konsumsi rutin jenis makanan ini tidak hanya memberikan bahan bakar yang dibutuhkan tubuh, tetapi juga mendukung proses metabolisme yang efisien, melindungi sel dari kerusakan, dan memastikan hidrasi yang optimal. Dampaknya adalah peningkatan vitalitas dan stamina yang berkelanjutan.

Pencegahan Penyakit Kronis

Penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker, merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Intervensi diet, khususnya konsumsi rutin produk hortikultura, memainkan peran krusial dalam mitigasi risiko dan manajemen kondisi-kondisi tersebut. Kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif dalam makanan nabati ini berkontribusi secara signifikan terhadap pencegahan dan pengendalian penyakit kronis.

  • Antioksidan Melawan Kerusakan Sel

    Radikal bebas, molekul tidak stabil yang dihasilkan selama metabolisme normal dan paparan lingkungan, dapat merusak sel dan DNA, meningkatkan risiko kanker dan penyakit jantung. Antioksidan, seperti vitamin C, vitamin E, dan karotenoid yang berlimpah dalam buah-buahan dan sayuran, menetralkan radikal bebas dan melindungi sel dari kerusakan.

  • Serat Mengatur Gula Darah dan Kolesterol

    Serat larut, ditemukan dalam apel, jeruk, dan oatmeal, memperlambat penyerapan glukosa dan mengikat kolesterol dalam saluran pencernaan. Hal ini membantu menstabilkan kadar gula darah, mengurangi risiko diabetes tipe 2, dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), mengurangi risiko penyakit jantung.

  • Fitokimia Mengurangi Peradangan

    Peradangan kronis merupakan faktor kunci dalam perkembangan banyak penyakit kronis. Senyawa fitokimia, seperti flavonoid dan polifenol yang terdapat dalam buah beri, teh hijau, dan sayuran cruciferous, memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat, membantu mengurangi peradangan dan melindungi terhadap penyakit.

  • Kalium Menurunkan Tekanan Darah

    Kalium, mineral esensial yang berlimpah dalam pisang, bayam, dan ubi jalar, membantu menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh. Keseimbangan ini penting untuk menjaga tekanan darah yang sehat. Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke.

  • Asam Folat Mencegah Cacat Lahir dan Mendukung Kesehatan Jantung

    Asam folat, vitamin B yang banyak terdapat dalam sayuran berdaun hijau gelap, penting untuk perkembangan sel yang sehat dan membantu menurunkan kadar homosistein dalam darah. Tingginya kadar homosistein dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan cacat lahir.

  • Kontrol Berat Badan Melalui Kepadatan Nutrisi dan Rendah Kalori

    Buah-buahan dan sayuran umumnya rendah kalori dan kaya serat, membantu meningkatkan rasa kenyang dan mengendalikan nafsu makan. Mempertahankan berat badan yang sehat mengurangi risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker.

Dengan mengintegrasikan beragam jenis produk hortikultura ke dalam pola makan sehari-hari, individu dapat secara proaktif mengurangi risiko penyakit kronis dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Pilihan makanan yang cerdas ini merupakan investasi jangka panjang dalam kesehatan dan kesejahteraan.

Tips untuk Mengoptimalkan Kesehatan dengan Produk Hortikultura

Implementasi strategi yang tepat dalam memilih dan mengonsumsi hasil pertanian dapat memaksimalkan potensi kesehatan. Penerapan panduan berikut dapat membantu mengoptimalkan manfaat nutrisi dan meminimalkan paparan residu pestisida.

Tip 1: Prioritaskan Produk Lokal dan Musiman
Pembelian produk lokal dan musiman memastikan kesegaran optimal dan mengurangi waktu transportasi, sehingga mempertahankan kandungan nutrisi yang lebih tinggi. Selain itu, produk musiman cenderung lebih terjangkau dan ramah lingkungan. Contoh: Pilih mangga saat musim mangga, bukan saat musim hujan.

Tip 2: Variasikan Warna dan Jenis
Setiap warna dan jenis produk hortikultura mengandung kombinasi nutrisi dan fitokimia yang berbeda. Konsumsi beragam warna dan jenis memastikan asupan spektrum nutrisi yang lebih luas. Contoh: Kombinasikan sayuran hijau (bayam), merah (tomat), kuning (paprika), dan ungu (terong) dalam setiap hidangan.

Tip 3: Cuci Bersih Sebelum Dikonsumsi
Pencucian menyeluruh dengan air mengalir menghilangkan kotoran, residu pestisida, dan mikroorganisme yang mungkin terdapat pada permukaan. Pertimbangkan penggunaan sikat sayuran untuk produk dengan tekstur kasar. Contoh: Cuci apel di bawah air mengalir selama 20-30 detik sambil digosok dengan tangan atau sikat.

Tip 4: Pertimbangkan Produk Organik
Produk organik ditanam tanpa menggunakan pestisida sintetis dan pupuk kimia. Meskipun harganya mungkin lebih tinggi, konsumsi produk organik dapat mengurangi paparan bahan kimia berbahaya. Contoh: Cari label sertifikasi organik pada produk di pasar atau supermarket.

Tip 5: Perhatikan Metode Pengolahan
Metode pengolahan tertentu dapat mengurangi kandungan nutrisi. Hindari merebus sayuran terlalu lama, karena dapat melarutkan vitamin dan mineral ke dalam air. Metode memasak yang lebih baik meliputi mengukus, menumis, atau memanggang. Contoh: Kukus brokoli selama 5-7 menit untuk mempertahankan kandungan nutrisinya.

Tip 6: Konsumsi Secara Teratur dan Konsisten
Manfaat kesehatan dari produk hortikultura bersifat kumulatif. Konsumsi rutin dan konsisten adalah kunci untuk mendapatkan hasil yang optimal. Targetkan setidaknya lima porsi setiap hari. Contoh: Sertakan buah-buahan saat sarapan, sayuran saat makan siang dan makan malam, dan camilan sehat di antara waktu makan.

Implementasi panduan ini secara konsisten dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan secara signifikan. Integrasi strategi ini ke dalam gaya hidup sehari-hari adalah investasi jangka panjang dalam kesehatan.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Korelasi positif antara konsumsi tinggi produk hortikultura dan penurunan insiden penyakit kronis telah didokumentasikan secara ekstensif dalam literatur ilmiah. Analisis meta dari berbagai studi kohort menunjukkan bahwa individu yang secara rutin mengonsumsi setidaknya lima porsi buah dan sayur per hari memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung koroner, stroke, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker, terutama kanker usus besar dan kanker payudara.

Studi intervensi acak terkontrol (RCT) memberikan bukti kausal yang lebih kuat. Sebuah RCT yang diterbitkan dalam The Lancet menemukan bahwa intervensi diet yang menekankan peningkatan asupan buah dan sayur, dikombinasikan dengan pengurangan asupan lemak jenuh dan natrium, secara signifikan menurunkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi. Studi lain yang dipublikasikan di Diabetes Care menunjukkan bahwa diet Mediterania, yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan minyak zaitun, meningkatkan kontrol glikemik dan mengurangi kebutuhan obat-obatan pada pasien dengan diabetes tipe 2.

Namun, terdapat pula debat mengenai dosis optimal dan jenis produk hortikultura yang paling bermanfaat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa efek protektif lebih kuat untuk sayuran cruciferous (brokoli, kubis, kembang kol) dan buah beri (stroberi, blueberry) dibandingkan dengan jenis buah dan sayur lainnya. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh kandungan senyawa fitokimia yang lebih tinggi dalam kelompok makanan tersebut. Selain itu, beberapa studi observasional menunjukkan adanya efek "ambang batas," di mana manfaat tambahan dari konsumsi buah dan sayur berkurang setelah mencapai tingkat tertentu.

Oleh karena itu, penting untuk menafsirkan bukti ilmiah dengan hati-hati dan mempertimbangkan faktor-faktor kontekstual seperti variasi genetik, gaya hidup, dan status kesehatan individu. Konsultasi dengan ahli gizi atau profesional kesehatan lainnya sangat disarankan untuk mengembangkan rencana diet yang dipersonalisasi dan berbasis bukti yang mengoptimalkan kesehatan dan mencegah penyakit kronis.