Temukan 7 Manfaat Daun Kemangi yang Wajib Kamu Intip!

Senin, 18 Agustus 2025 oleh journal

Tumbuhan herba beraroma khas ini, yang populer dalam masakan Asia Tenggara, diketahui memiliki beragam senyawa bioaktif. Senyawa-senyawa ini berkontribusi pada potensi efek positif bagi kesehatan. Konsumsi tumbuhan ini dikaitkan dengan berbagai kegunaan tradisional, mulai dari meredakan masalah pencernaan hingga memberikan efek antioksidan.

"Tumbuhan ini memiliki potensi yang menjanjikan sebagai bagian dari pola makan sehat. Senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya menunjukkan aktivitas biologis yang menarik untuk dieksplorasi lebih lanjut. Namun, konsumsi harus tetap dalam batas wajar dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing individu," ujar Dr. Amelia Rahayu, seorang ahli gizi klinis.

Temukan 7 Manfaat Daun Kemangi yang Wajib Kamu Intip!

Dr. Rahayu menambahkan, "Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami secara komprehensif efek jangka panjang dan dosis optimal untuk mendapatkan manfaat maksimal."

Tumbuhan ini kaya akan senyawa seperti flavonoid, eugenol, dan rosmarinic acid. Flavonoid berperan sebagai antioksidan yang melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Eugenol memiliki sifat anti-inflamasi dan antibakteri, sementara rosmarinic acid juga menunjukkan aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi. Konsumsi secara teratur, misalnya sebagai lalapan atau campuran dalam masakan, dapat memberikan kontribusi positif bagi kesehatan. Namun, perlu diingat bahwa manfaat ini akan optimal jika diimbangi dengan pola makan sehat dan gaya hidup aktif.

Daun Kemangi

Daun kemangi, sebagai sumber senyawa bioaktif, menawarkan sejumlah manfaat kesehatan yang potensial. Pemahaman mendalam mengenai manfaat ini penting untuk memanfaatkan potensi tumbuhan ini secara optimal.

  • Antioksidan alami
  • Melawan peradangan
  • Mendukung pencernaan
  • Menyegarkan napas
  • Meningkatkan imunitas
  • Menurunkan gula darah
  • Potensi antikanker

Manfaat daun kemangi berasal dari kandungan senyawa seperti flavonoid dan eugenol. Sebagai contoh, sifat antioksidan membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, sementara efek anti-inflamasi dapat meredakan gejala peradangan. Konsumsi teratur, dalam jumlah yang wajar, dapat memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan secara keseluruhan, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi dan memperluas pemahaman mengenai efek-efek ini.

Antioksidan Alami

Keberadaan antioksidan alami dalam tumbuhan herba tertentu memiliki relevansi signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia. Senyawa-senyawa ini memainkan peran krusial dalam menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit kronis.

  • Peran Flavonoid dalam Perlindungan Seluler

    Flavonoid, sebagai salah satu jenis antioksidan yang ditemukan dalam tumbuhan ini, bekerja dengan cara mendonorkan elektron kepada radikal bebas, sehingga menstabilkannya dan mencegahnya merusak DNA, protein, dan lipid. Contohnya, quercetin, sejenis flavonoid, telah diteliti karena kemampuannya melindungi sel dari kerusakan akibat stres oksidatif yang disebabkan oleh polusi lingkungan dan paparan sinar UV.

  • Vitamin C dan E sebagai Pelengkap Antioksidan

    Selain flavonoid, tumbuhan ini juga mengandung vitamin C dan E, yang keduanya berfungsi sebagai antioksidan. Vitamin C larut dalam air dan melindungi komponen seluler di lingkungan berair, sementara vitamin E larut dalam lemak dan melindungi membran sel. Kombinasi keduanya memberikan perlindungan yang komprehensif terhadap berbagai jenis radikal bebas.

  • Asam Rosmarinic: Antioksidan dengan Sifat Anti-Inflamasi

    Asam rosmarinic, senyawa lain yang hadir, tidak hanya bertindak sebagai antioksidan tetapi juga memiliki sifat anti-inflamasi. Ini penting karena peradangan kronis merupakan faktor risiko utama untuk banyak penyakit, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Dengan mengurangi peradangan, asam rosmarinic berkontribusi pada perlindungan jangka panjang terhadap penyakit-penyakit ini.

  • Pengaruh Antioksidan pada Kesehatan Kardiovaskular

    Stres oksidatif dapat menyebabkan oksidasi kolesterol LDL (kolesterol "jahat"), yang kemudian dapat menumpuk di arteri dan menyebabkan aterosklerosis. Antioksidan membantu mencegah oksidasi LDL, sehingga mengurangi risiko penyakit jantung. Konsumsi tumbuhan ini secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan jantung dengan mengurangi stres oksidatif.

  • Peran Antioksidan dalam Sistem Kekebalan Tubuh

    Radikal bebas dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi. Antioksidan membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas, sehingga meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit.

  • Antioksidan dan Potensi Anti-Kanker

    Kerusakan DNA akibat radikal bebas merupakan salah satu penyebab utama kanker. Antioksidan membantu mencegah kerusakan DNA, sehingga mengurangi risiko perkembangan sel kanker. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam tumbuhan ini memiliki aktivitas antikanker yang menjanjikan, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan.

Dengan kandungan antioksidan yang beragam, tumbuhan ini berpotensi memberikan perlindungan yang signifikan terhadap berbagai penyakit kronis. Meskipun konsumsi tumbuhan ini dapat menjadi bagian dari pola makan sehat, penting untuk diingat bahwa manfaat ini optimal jika diimbangi dengan gaya hidup sehat secara keseluruhan, termasuk olahraga teratur, tidur yang cukup, dan menghindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.

Melawan Peradangan

Kemampuan suatu tanaman herba untuk meredakan peradangan merupakan salah satu aspek penting yang berkontribusi pada potensi manfaat kesehatannya. Peradangan, respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, dapat menjadi kronis dan berkontribusi pada berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, artritis, dan bahkan beberapa jenis kanker. Senyawa-senyawa tertentu yang terdapat dalam tanaman herba, seperti eugenol dan rosmarinic acid, menunjukkan sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh.

Eugenol, misalnya, telah terbukti menghambat aktivitas enzim cyclooxygenase (COX), yang berperan penting dalam produksi prostaglandin, senyawa yang memicu peradangan dan rasa sakit. Dengan menghambat enzim ini, eugenol dapat membantu mengurangi peradangan dan meredakan gejala yang terkait dengannya. Rosmarinic acid, di sisi lain, memiliki kemampuan untuk menekan produksi sitokin pro-inflamasi, molekul sinyal yang memicu respons peradangan. Dengan mengurangi jumlah sitokin ini, rosmarinic acid dapat membantu menenangkan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi peradangan kronis.

Sifat anti-inflamasi ini menjadikan tanaman herba tersebut berpotensi bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi yang melibatkan peradangan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi tanaman herba tersebut dapat membantu meredakan nyeri sendi pada penderita artritis, mengurangi gejala asma, dan bahkan melindungi terhadap kerusakan otak akibat peradangan. Namun, penting untuk dicatat bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme kerja dan potensi terapeutik dari senyawa-senyawa anti-inflamasi ini.

Sebagai tambahan, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan tanaman herba tersebut sebagai pengobatan untuk kondisi peradangan, terutama jika sedang mengonsumsi obat-obatan lain. Interaksi potensial antara senyawa dalam tanaman herba tersebut dan obat-obatan lain perlu dipertimbangkan untuk memastikan keamanan dan efektivitas pengobatan.

Mendukung Pencernaan

Pengaruh positif tumbuhan aromatik tertentu terhadap sistem pencernaan telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional. Kandungan serat, meskipun tidak dalam jumlah besar, dapat membantu melancarkan pergerakan usus dan mencegah konstipasi. Lebih lanjut, senyawa-senyawa volatil yang terdapat di dalamnya memiliki potensi untuk merangsang produksi enzim pencernaan, yang penting untuk pemecahan makanan menjadi nutrisi yang lebih mudah diserap oleh tubuh.

Selain itu, beberapa komponen tumbuhan ini menunjukkan sifat karminatif, yang berarti dapat membantu mengurangi pembentukan gas dalam saluran pencernaan dan meredakan kembung. Hal ini dapat memberikan kenyamanan bagi individu yang rentan terhadap masalah pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS). Efek anti-inflamasi yang dimilikinya juga dapat berperan dalam menenangkan lapisan saluran pencernaan yang meradang, yang seringkali menjadi penyebab gangguan pencernaan.

Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa efek ini bervariasi antar individu. Konsumsi dalam jumlah moderat, sebagai bagian dari diet seimbang, umumnya dianggap aman dan dapat memberikan manfaat bagi pencernaan. Namun, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti diare atau mual pada beberapa orang. Oleh karena itu, disarankan untuk mengamati respons tubuh dan menyesuaikan asupan sesuai kebutuhan.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme kerja dan potensi terapeutik tumbuhan ini dalam mendukung kesehatan pencernaan. Namun, bukti anekdotal dan studi pendahuluan menunjukkan bahwa tumbuhan ini dapat menjadi tambahan yang bermanfaat untuk diet yang dirancang untuk meningkatkan fungsi pencernaan.

Menyegarkan Napas

Aroma khas yang terpancar dari tumbuhan herba ini memiliki peran signifikan dalam memberikan kesegaran pada napas. Kandungan minyak atsiri, terutama eugenol, merupakan komponen utama yang bertanggung jawab atas efek ini. Eugenol memiliki sifat antiseptik yang membantu mengurangi jumlah bakteri penyebab bau mulut di dalam rongga mulut. Bakteri-bakteri ini, seringkali berkembang biak di sisa-sisa makanan dan plak gigi, menghasilkan senyawa sulfur volatil yang menjadi penyebab utama bau napas tidak sedap.

Selain itu, aroma kuat dan menyegarkan dari minyak atsiri tersebut mampu menutupi bau tidak sedap yang mungkin ada. Efek ini bersifat sementara, namun dapat memberikan rasa percaya diri dan kenyamanan setelah mengonsumsi makanan dengan aroma kuat atau saat berada dalam situasi sosial. Mengunyah beberapa lembar daunnya secara langsung dapat membantu melepaskan minyak atsiri dan memberikan efek penyegaran yang cepat.

Perlu ditekankan bahwa efek penyegaran napas ini bukan pengganti praktik kebersihan mulut yang baik, seperti menyikat gigi secara teratur dan menggunakan benang gigi. Tumbuhan ini lebih berfungsi sebagai pelengkap untuk menjaga kesegaran napas di antara waktu menyikat gigi. Jika masalah bau mulut persisten atau parah, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mencari penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Sebagai tambahan, sifat antibakteri dari eugenol juga berpotensi membantu menjaga kesehatan gusi. Gusi yang sehat adalah bagian penting dari kesehatan mulut secara keseluruhan, dan peradangan pada gusi dapat berkontribusi pada masalah bau mulut. Dengan mengurangi jumlah bakteri penyebab peradangan, tumbuhan ini dapat berkontribusi pada kesehatan gusi dan membantu menjaga napas tetap segar.

Meningkatkan Imunitas

Kemampuan sistem imun untuk melindungi tubuh dari serangan patogen, seperti bakteri, virus, dan jamur, sangat krusial bagi kesehatan. Tumbuhan herba tertentu dapat berperan dalam meningkatkan fungsi imun melalui berbagai mekanisme. Kandungan senyawa antioksidan, seperti flavonoid, membantu melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat melemahkan respons imun. Selain itu, beberapa senyawa dapat merangsang produksi sel-sel imun, seperti sel T dan sel B, yang berperan penting dalam mengenali dan menghancurkan patogen.

Vitamin C, yang juga terdapat dalam tumbuhan ini, dikenal luas sebagai pendorong sistem imun. Vitamin ini membantu meningkatkan produksi antibodi, protein yang menargetkan dan menetralkan patogen. Selain itu, vitamin C juga berperan dalam meningkatkan aktivitas fagosit, sel-sel imun yang menelan dan menghancurkan bakteri dan virus.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dari tumbuhan ini dapat meningkatkan respons imun terhadap infeksi tertentu. Meskipun mekanisme pasti masih diteliti, diperkirakan bahwa senyawa-senyawa tertentu dapat berinteraksi dengan reseptor pada sel-sel imun, memicu respons yang lebih kuat terhadap ancaman patogen. Penting untuk dicatat bahwa efek ini mungkin bervariasi tergantung pada dosis, frekuensi konsumsi, dan kondisi kesehatan individu.

Konsumsi tumbuhan ini sebagai bagian dari diet seimbang, yang kaya akan buah-buahan, sayuran, dan protein tanpa lemak, dapat berkontribusi pada sistem imun yang lebih kuat. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan tumbuhan ini sebagai pengobatan untuk kondisi imun tertentu, terutama jika sedang mengonsumsi obat-obatan imunosupresan atau memiliki kondisi autoimun.

Menurunkan gula darah

Regulasi kadar glukosa dalam darah merupakan aspek krusial dalam pengelolaan kesehatan metabolik. Beberapa penelitian awal mengindikasikan potensi tumbuhan aromatik tertentu dalam mendukung proses ini, menjadikannya area yang menarik untuk eksplorasi lebih lanjut terkait manfaat kesehatan yang mungkin ditawarkannya.

  • Pengaruh Senyawa Bioaktif terhadap Sensitivitas Insulin

    Senyawa bioaktif tertentu yang terkandung dalam tumbuhan ini diduga dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Insulin, hormon yang diproduksi oleh pankreas, berperan penting dalam memfasilitasi penyerapan glukosa dari darah ke dalam sel-sel tubuh. Peningkatan sensitivitas insulin berarti sel-sel tubuh menjadi lebih responsif terhadap insulin, sehingga memungkinkan glukosa untuk lebih efektif diserap dan digunakan, yang pada akhirnya membantu menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini dan mengidentifikasi senyawa spesifik yang bertanggung jawab.

  • Peran Serat dalam Regulasi Glukosa

    Kandungan serat, meskipun tidak dominan, dapat berkontribusi pada regulasi glukosa darah. Serat memperlambat proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat, sehingga mencegah lonjakan kadar glukosa darah setelah makan. Efek ini sangat penting bagi individu dengan diabetes atau resistensi insulin, yang seringkali mengalami kesulitan dalam mengontrol kadar glukosa darah mereka. Konsumsi tumbuhan ini sebagai bagian dari diet seimbang yang kaya serat dapat memberikan manfaat tambahan dalam pengelolaan glukosa.

  • Potensi Aktivitas Antioksidan dalam Melindungi Sel Beta Pankreas

    Stres oksidatif, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya, dapat merusak sel-sel beta pankreas, yang bertanggung jawab untuk memproduksi insulin. Senyawa antioksidan yang terkandung dalam tumbuhan ini dapat membantu melindungi sel-sel beta pankreas dari kerusakan akibat stres oksidatif, sehingga menjaga kemampuan pankreas untuk memproduksi insulin secara optimal. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek protektif ini dan mengidentifikasi senyawa antioksidan spesifik yang berperan.

  • Pengaruh Terhadap Enzim yang Terlibat dalam Metabolisme Glukosa

    Beberapa penelitian in vitro (di laboratorium) menunjukkan bahwa ekstrak dari tumbuhan ini dapat menghambat aktivitas enzim tertentu yang terlibat dalam metabolisme glukosa, seperti alpha-glukosidase dan alpha-amilase. Enzim-enzim ini berperan dalam memecah karbohidrat kompleks menjadi glukosa. Dengan menghambat aktivitas enzim-enzim ini, tumbuhan ini dapat memperlambat penyerapan glukosa dan membantu menurunkan kadar glukosa darah setelah makan. Namun, penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini.

  • Pertimbangan Penting dalam Penggunaan sebagai Pendukung Pengelolaan Diabetes

    Meskipun penelitian awal menunjukkan potensi manfaat dalam menurunkan kadar glukosa darah, penting untuk diingat bahwa tumbuhan ini bukanlah pengganti pengobatan diabetes yang telah diresepkan oleh dokter. Individu dengan diabetes harus terus mengikuti rencana pengobatan yang telah ditentukan dan berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum menambahkan tumbuhan ini ke dalam diet mereka. Tumbuhan ini dapat digunakan sebagai tambahan untuk mendukung pengelolaan diabetes, tetapi tidak boleh digunakan sebagai pengganti pengobatan medis yang tepat.

Secara keseluruhan, data awal menunjukkan potensi tumbuhan aromatik tertentu dalam mendukung regulasi glukosa darah melalui berbagai mekanisme. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini, mengidentifikasi senyawa spesifik yang bertanggung jawab, dan menentukan dosis optimal untuk mendapatkan manfaat maksimal. Penggunaan tumbuhan ini sebagai pendukung pengelolaan diabetes harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional kesehatan.

Potensi Antikanker

Beberapa penelitian praklinis telah menyoroti aktivitas senyawa-senyawa tertentu yang terdapat dalam tumbuhan aromatik ini terhadap sel kanker. Studi-studi ini, yang umumnya dilakukan in vitro (di laboratorium) dan in vivo (pada hewan percobaan), mengindikasikan bahwa senyawa-senyawa seperti eugenol dan rosmarinic acid dapat menunjukkan efek sitotoksik, antiproliferatif, dan anti-metastatik terhadap berbagai jenis sel kanker.

Efek sitotoksik mengacu pada kemampuan senyawa untuk menginduksi kematian sel kanker. Efek antiproliferatif menghambat pertumbuhan dan pembelahan sel kanker, sementara efek anti-metastatik menghambat penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lain. Mekanisme aksi yang mendasari efek-efek ini masih terus diteliti, namun beberapa studi menunjukkan bahwa senyawa-senyawa tersebut dapat mengganggu siklus sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram), dan menghambat angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru yang memasok nutrisi ke tumor).

Meskipun hasil penelitian praklinis ini menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa temuan ini belum dapat secara langsung diterjemahkan ke dalam pengobatan kanker pada manusia. Penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis pada manusia, diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan senyawa-senyawa ini sebagai agen antikanker. Uji klinis akan membantu menentukan dosis optimal, rute pemberian, dan potensi efek samping dari penggunaan senyawa-senyawa ini dalam pengobatan kanker.

Selain itu, perlu diingat bahwa kanker adalah penyakit kompleks yang melibatkan berbagai faktor genetik dan lingkungan. Pengobatan kanker biasanya melibatkan kombinasi terapi, seperti pembedahan, radioterapi, kemoterapi, dan imunoterapi. Tumbuhan aromatik ini, atau senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya, mungkin dapat berperan sebagai terapi tambahan dalam kombinasi dengan pengobatan konvensional, namun tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan medis yang tepat.

Oleh karena itu, meskipun ada potensi yang menarik dalam penelitian antikanker, penting untuk bersikap hati-hati dan menghindari klaim yang berlebihan mengenai efektivitas tumbuhan ini dalam mengobati kanker. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk memahami sepenuhnya potensi dan keterbatasan tumbuhan ini dalam konteks pencegahan dan pengobatan kanker.

Tips Pemanfaatan Optimal Tumbuhan Aromatik

Berikut adalah beberapa panduan praktis untuk memaksimalkan potensi positif dari tumbuhan ini dalam mendukung kesehatan secara holistik.

Tip 1: Integrasikan ke dalam Diet Sehari-hari
Tumbuhan ini dapat dengan mudah ditambahkan ke berbagai hidangan. Coba tambahkan ke salad, sup, tumisan, atau sebagai hiasan pada hidangan utama. Ini adalah cara sederhana untuk menikmati cita rasanya sambil mendapatkan manfaat kesehatannya.

Tip 2: Perhatikan Kualitas dan Kesegaran
Pilihlah tumbuhan ini yang segar dan berkualitas baik. Tumbuhan yang segar memiliki aroma yang lebih kuat dan kandungan nutrisi yang lebih tinggi. Hindari tumbuhan yang layu atau menunjukkan tanda-tanda kerusakan.

Tip 3: Konsumsi dalam Jumlah Moderat
Meskipun memiliki banyak manfaat, konsumsi dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan efek samping pada beberapa orang. Mulailah dengan jumlah kecil dan perhatikan bagaimana tubuh merespons. Jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi secara teratur.

Tip 4: Kombinasikan dengan Gaya Hidup Sehat
Pemanfaatan tumbuhan ini akan lebih efektif jika diimbangi dengan gaya hidup sehat secara keseluruhan. Ini termasuk diet seimbang, olahraga teratur, tidur yang cukup, dan manajemen stres yang baik.

Dengan mengikuti panduan ini, individu dapat memanfaatkan potensi tumbuhan ini untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan secara berkelanjutan.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Penelitian awal mengenai tumbuhan aromatik tertentu ini telah dilakukan, meskipun mayoritas masih berada pada tahap praklinis. Beberapa studi in vitro menunjukkan aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi yang signifikan, terutama terkait dengan kandungan senyawa seperti eugenol dan rosmarinic acid. Studi-studi ini menggunakan berbagai model sel untuk mengevaluasi efek senyawa tersebut pada stres oksidatif dan respons peradangan.

Metodologi yang umum digunakan meliputi pengukuran aktivitas enzim antioksidan (seperti superoksida dismutase dan katalase) setelah paparan ekstrak tumbuhan. Hasilnya seringkali menunjukkan peningkatan aktivitas enzim, mengindikasikan kemampuan tumbuhan untuk menetralkan radikal bebas. Studi in vivo pada hewan percobaan juga telah dilakukan untuk menguji efek anti-inflamasi, dengan hasil yang bervariasi tergantung pada model penyakit yang digunakan (misalnya, model artritis atau model inflamasi usus).

Terdapat beberapa perdebatan mengenai bioavailabilitas senyawa-senyawa aktif tersebut setelah dikonsumsi secara oral. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa eugenol dan rosmarinic acid dapat mengalami metabolisme yang signifikan di hati, mengurangi jumlah senyawa yang mencapai sirkulasi sistemik. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas konsumsi oral dibandingkan dengan metode pemberian lain (misalnya, topikal atau inhalasi). Selain itu, konsentrasi senyawa aktif dalam tumbuhan dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti varietas, kondisi pertumbuhan, dan metode penyimpanan.

Pembaca dianjurkan untuk meninjau bukti-bukti ilmiah yang ada secara kritis, mempertimbangkan keterbatasan metodologis, dan mencari informasi dari sumber-sumber yang kredibel. Penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis pada manusia, diperlukan untuk mengkonfirmasi potensi manfaat kesehatan dan menentukan dosis optimal untuk penggunaan yang aman dan efektif.