Temukan 7 Manfaat Daun Keji Beling & Kumis Kucing yang Wajib Kamu Ketahui!

Sabtu, 16 Agustus 2025 oleh journal

Tanaman keji beling dan kumis kucing, yang kerap ditemukan di Indonesia, memiliki sejarah panjang dalam pengobatan tradisional. Keji beling dipercaya memiliki khasiat diuretik dan membantu meluruhkan batu saluran kemih. Sementara itu, kumis kucing dikenal karena sifat anti-inflamasi dan kemampuannya mendukung kesehatan ginjal. Kombinasi kedua tanaman ini sering dimanfaatkan untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan saluran kemih dan ginjal, serta dipercaya memberikan efek positif bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan.

"Meskipun penggunaannya telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional, bukti ilmiah yang kuat mengenai efektivitas dan keamanan penggunaan kombinasi ekstrak keji beling dan kumis kucing masih terbatas. Penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis terkontrol, sangat diperlukan untuk memvalidasi klaim manfaat kesehatannya," ujar Dr. Amelia Rahmawati, seorang ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit Universitas Indonesia.

Temukan 7 Manfaat Daun Keji Beling & Kumis Kucing yang Wajib Kamu Ketahui!

Dr. Rahmawati menambahkan, "Pasien yang memiliki masalah kesehatan, terutama gangguan ginjal atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan ramuan herbal ini. Potensi interaksi dengan obat lain dan efek samping perlu dipertimbangkan dengan cermat."

Penggunaan keji beling dan kumis kucing dalam pengobatan tradisional didasarkan pada kandungan senyawa aktif di dalamnya. Keji beling mengandung senyawa alkaloid dan flavonoid yang dipercaya memiliki efek diuretik dan antioksidan. Kumis kucing, di sisi lain, kaya akan senyawa orthosiphonin glikosida yang berkontribusi pada sifat diuretik dan anti-inflamasinya. Senyawa-senyawa ini diyakini membantu meluruhkan batu saluran kemih dan mengurangi peradangan pada ginjal. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa penelitian ilmiah yang mendukung klaim ini masih terbatas, dan diperlukan lebih banyak bukti untuk memastikan efektivitas dan keamanannya. Penggunaan yang direkomendasikan biasanya berupa rebusan daun atau ekstrak dalam bentuk kapsul atau tablet, namun dosis yang tepat perlu disesuaikan berdasarkan kondisi individu dan sebaiknya di bawah pengawasan profesional medis.

Manfaat Daun Keji Beling dan Kumis Kucing

Kombinasi daun keji beling dan kumis kucing telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Pemahaman mengenai manfaat esensial dari kedua tanaman ini penting untuk mempertimbangkan penggunaannya secara bijak dan bertanggung jawab.

  • Diuretik Alami
  • Meluruhkan Batu Saluran Kemih
  • Anti-inflamasi Ginjal
  • Menurunkan Tekanan Darah
  • Efek Antioksidan
  • Mendukung Kesehatan Ginjal
  • Meredakan Nyeri Sendi

Manfaat diuretiknya membantu ginjal mengeluarkan kelebihan cairan dan garam, berpotensi meluruhkan endapan mineral yang membentuk batu saluran kemih. Sifat anti-inflamasi dapat meredakan peradangan pada ginjal dan sendi. Efek antioksidan memberikan perlindungan terhadap kerusakan sel akibat radikal bebas. Meskipun menjanjikan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi dan memahami sepenuhnya mekanisme kerja serta potensi efek samping dari kombinasi herbal ini.

Diuretik Alami

Sifat diuretik alami menjadi salah satu aspek penting yang dikaitkan dengan khasiat dari kombinasi dua tanaman herbal. Kemampuan untuk meningkatkan produksi urin ini memiliki implikasi signifikan terhadap kesehatan, khususnya dalam pengelolaan cairan tubuh dan fungsi ginjal.

  • Peningkatan Volume Urin

    Efek diuretik mendorong ginjal untuk menyaring lebih banyak cairan dari darah, sehingga meningkatkan volume urin yang dihasilkan. Proses ini membantu tubuh membuang kelebihan air dan garam, mencegah penumpukan cairan yang dapat menyebabkan edema atau tekanan darah tinggi.

  • Pengurangan Beban Ginjal

    Dengan meningkatkan ekskresi cairan, ginjal tidak perlu bekerja terlalu keras untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh. Hal ini berpotensi membantu meringankan beban kerja ginjal, terutama pada individu dengan fungsi ginjal yang kurang optimal.

  • Ekskresi Zat Berbahaya

    Proses diuresis juga membantu mengeluarkan zat-zat berbahaya dari tubuh melalui urin. Ini termasuk racun, limbah metabolisme, dan bahkan kelebihan mineral yang dapat berkontribusi pada pembentukan batu ginjal.

  • Potensi Penurunan Tekanan Darah

    Peningkatan ekskresi natrium melalui urin dapat membantu menurunkan tekanan darah. Natrium menarik air ke dalam aliran darah, sehingga mengurangi volume natrium dapat menurunkan volume darah dan tekanan pada dinding arteri.

  • Pencegahan Pembentukan Batu Ginjal

    Dengan meningkatkan volume urin, konsentrasi mineral dalam urin berkurang, sehingga mengurangi risiko pembentukan kristal dan batu ginjal. Diuresis membantu menjaga mineral tetap larut dalam urin.

  • Perhatian dalam Penggunaan

    Meskipun bermanfaat, penggunaan diuretik alami perlu dilakukan dengan hati-hati. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, dan interaksi dengan obat-obatan tertentu. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat disarankan sebelum menggunakan diuretik alami, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu.

Sifat diuretik dari keji beling dan kumis kucing berkontribusi pada potensi manfaatnya dalam mendukung kesehatan ginjal dan mengelola tekanan darah. Namun, penting untuk diingat bahwa efek ini harus ditimbang dengan potensi risiko, dan penggunaannya harus dilakukan dengan bijak dan di bawah pengawasan medis yang tepat.

Meluruhkan Batu Saluran Kemih

Kemampuan untuk membantu meluruhkan batu saluran kemih merupakan salah satu khasiat yang sering dikaitkan dengan penggunaan tanaman keji beling dan kumis kucing. Klaim ini didasarkan pada kombinasi beberapa faktor yang berpotensi berkontribusi pada proses tersebut. Pertama, efek diuretik yang dihasilkan oleh kedua tanaman ini meningkatkan volume urin, yang secara teoritis dapat membantu mendorong batu-batu kecil keluar dari saluran kemih. Peningkatan volume urin juga menurunkan konsentrasi mineral dalam urin, sehingga mengurangi kemungkinan kristalisasi dan pembentukan batu yang lebih besar. Kedua, beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa tertentu yang terkandung dalam keji beling dan kumis kucing mungkin memiliki efek disolusi atau pelarutan terhadap beberapa jenis batu saluran kemih, meskipun mekanisme pastinya masih belum sepenuhnya dipahami. Ketiga, sifat anti-inflamasi dari kumis kucing berpotensi membantu mengurangi peradangan pada saluran kemih yang disebabkan oleh keberadaan batu, sehingga meringankan rasa sakit dan memudahkan proses pengeluaran batu. Namun, penting untuk dicatat bahwa efektivitas penggunaan herbal ini dalam meluruhkan batu saluran kemih dapat bervariasi tergantung pada ukuran, jenis, dan lokasi batu, serta kondisi kesehatan individu. Kasus batu saluran kemih yang lebih besar atau rumit mungkin memerlukan intervensi medis yang lebih agresif, seperti litotripsi atau operasi. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan herbal ini sebagai terapi utama untuk batu saluran kemih, dan untuk memantau perkembangan kondisi secara cermat.

Anti-inflamasi Ginjal

Peradangan pada ginjal, atau nefritis, dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, penyakit autoimun, atau paparan zat toksik. Kondisi ini dapat mengganggu fungsi ginjal yang optimal, menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa yang terdapat dalam Orthosiphon stamineus (kumis kucing), khususnya, memiliki potensi anti-inflamasi. Senyawa-senyawa ini diduga bekerja dengan menghambat produksi mediator inflamasi, yaitu molekul-molekul yang memicu dan memperkuat respons peradangan dalam tubuh. Dengan mengurangi peradangan pada ginjal, kerusakan jaringan dapat diminimalkan, dan fungsi ginjal dapat dilindungi. Meskipun demikian, bukti ilmiah yang kuat mengenai efektivitas dan mekanisme kerja senyawa-senyawa anti-inflamasi ini pada ginjal masih terbatas dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Kombinasi dengan tanaman lain, seperti Strobilanthes crispus (keji beling), mungkin memberikan efek sinergis, namun interaksi antar senyawa aktif dari kedua tanaman ini juga perlu dipelajari lebih mendalam. Penting untuk diingat bahwa pendekatan anti-inflamasi menggunakan herbal harus selalu dilakukan di bawah pengawasan medis, terutama pada individu dengan gangguan ginjal yang sudah ada sebelumnya, dan tidak boleh menggantikan pengobatan konvensional yang telah terbukti efektif.

Menurunkan Tekanan Darah

Potensi efek hipotensif sering dikaitkan dengan pemanfaatan tanaman keji beling dan kumis kucing. Mekanisme yang mendasari klaim ini melibatkan beberapa jalur fisiologis. Pertama, sifat diuretik yang dimiliki kedua tanaman tersebut dapat berperan dalam menurunkan tekanan darah. Dengan meningkatkan ekskresi natrium dan air melalui urin, volume darah secara keseluruhan dapat berkurang, yang pada gilirannya menurunkan tekanan pada dinding arteri. Kedua, beberapa penelitian in vitro dan pada hewan menunjukkan bahwa senyawa tertentu yang terkandung dalam kumis kucing, seperti orthosiphonin, memiliki efek vasodilatasi, yaitu kemampuan untuk melebarkan pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah ini mengurangi resistensi perifer, sehingga memfasilitasi aliran darah dan menurunkan tekanan darah. Ketiga, kandungan antioksidan dalam keji beling dan kumis kucing dapat membantu melindungi endotelium, lapisan sel yang melapisi pembuluh darah, dari kerusakan akibat radikal bebas. Endotelium yang sehat berperan penting dalam mengatur tekanan darah. Namun, penting untuk dicatat bahwa bukti klinis yang mendukung efek hipotensif kedua tanaman ini pada manusia masih terbatas dan seringkali berasal dari studi skala kecil dengan metodologi yang bervariasi. Efek hipotensif juga dapat bervariasi antar individu, tergantung pada faktor-faktor seperti dosis, durasi penggunaan, kondisi kesehatan yang mendasari, dan interaksi dengan obat-obatan lain. Individu dengan tekanan darah rendah atau yang sedang menjalani pengobatan antihipertensi harus berhati-hati dan berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan herbal ini, karena dapat meningkatkan risiko hipotensi atau interaksi obat. Pengukuran tekanan darah secara teratur disarankan untuk memantau efek dan memastikan keamanan penggunaan.

Efek Antioksidan

Keberadaan senyawa antioksidan merupakan aspek penting yang berkontribusi pada potensi manfaat kesehatan yang dikaitkan dengan kedua tanaman ini. Antioksidan berperan dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat memicu berbagai penyakit kronis.

  • Perlindungan Terhadap Stres Oksidatif

    Radikal bebas dihasilkan secara alami dalam tubuh sebagai produk sampingan metabolisme, namun produksinya dapat meningkat akibat faktor eksternal seperti polusi, radiasi, dan pola makan tidak sehat. Kelebihan radikal bebas menyebabkan stres oksidatif, yang dapat merusak DNA, protein, dan lipid seluler. Antioksidan bekerja dengan menetralkan radikal bebas, mencegah kerusakan oksidatif dan melindungi sel dari efek merugikan.

  • Kontribusi Senyawa Fenolik dan Flavonoid

    Keji beling dan kumis kucing mengandung berbagai senyawa fenolik dan flavonoid, yang dikenal karena sifat antioksidannya yang kuat. Senyawa-senyawa ini bertindak sebagai pemulung radikal bebas, menyumbangkan elektron untuk menstabilkannya dan mencegahnya merusak sel-sel tubuh. Contoh senyawa antioksidan yang ditemukan dalam tanaman ini termasuk asam klorogenat, kuersetin, dan kaempferol.

  • Implikasi bagi Kesehatan Ginjal

    Ginjal rentan terhadap kerusakan akibat stres oksidatif karena aktivitas metabolisme yang tinggi dan paparan konsentrasi zat-zat toksik yang tinggi. Sifat antioksidan dari keji beling dan kumis kucing dapat membantu melindungi sel-sel ginjal dari kerusakan oksidatif, mendukung fungsi ginjal yang sehat dan mencegah perkembangan penyakit ginjal kronis.

  • Potensi Efek Anti-inflamasi

    Stres oksidatif seringkali terkait dengan peradangan kronis. Antioksidan dapat membantu mengurangi peradangan dengan menekan produksi mediator inflamasi dan melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas yang terlibat dalam proses inflamasi. Sifat anti-inflamasi ini dapat memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan ginjal dan sistem kardiovaskular.

  • Dukungan untuk Sistem Kekebalan Tubuh

    Radikal bebas dapat menekan fungsi sistem kekebalan tubuh, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi. Antioksidan membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan melindungi sel-sel imun dari kerusakan oksidatif dan meningkatkan respons imun terhadap patogen.

  • Peran dalam Pencegahan Penyakit Kronis

    Stres oksidatif telah dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, diabetes, dan penyakit neurodegeneratif. Konsumsi makanan dan suplemen yang kaya antioksidan dapat membantu mengurangi risiko penyakit-penyakit ini dengan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif.

Efek antioksidan yang dimiliki kedua tanaman ini berkontribusi pada potensi manfaatnya dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif dan mendukung kesehatan secara keseluruhan. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme kerja dan efektivitas antioksidan dari keji beling dan kumis kucing dalam mencegah dan mengobati penyakit kronis.

Mendukung Kesehatan Ginjal

Fokus pada pemeliharaan fungsi organ ekskresi vital ini menjadi perhatian utama dalam pemanfaatan tradisional keji beling dan kumis kucing. Kemampuan kedua tanaman ini untuk mendukung kesehatan ginjal didasarkan pada beberapa mekanisme yang saling terkait, memberikan kontribusi signifikan terhadap keseimbangan cairan, pembuangan limbah, dan regulasi tekanan darah.

  • Efek Diuretik dan Beban Kerja Ginjal

    Peningkatan produksi urin yang diinduksi oleh kedua tanaman mengurangi beban kerja ginjal. Ginjal tidak perlu bekerja terlalu keras untuk menyaring dan memproses cairan, berpotensi memperlambat progresivitas penyakit ginjal kronis pada individu yang rentan.

  • Pengurangan Risiko Pembentukan Batu Ginjal

    Peningkatan volume urin menurunkan konsentrasi mineral yang dapat membentuk kristal dan batu. Proses ini membantu menjaga mineral tetap larut dan mengurangi risiko pembentukan batu ginjal, yang dapat menyebabkan nyeri hebat dan komplikasi serius.

  • Sifat Anti-inflamasi dan Perlindungan Jaringan

    Senyawa anti-inflamasi yang terdapat dalam kumis kucing dapat membantu mengurangi peradangan pada ginjal akibat infeksi atau penyakit autoimun. Pengurangan peradangan melindungi jaringan ginjal dari kerusakan lebih lanjut, membantu mempertahankan fungsi organ yang optimal.

  • Efek Antioksidan dan Perlindungan Sel

    Radikal bebas dapat merusak sel-sel ginjal, mengganggu fungsinya dan berkontribusi pada perkembangan penyakit. Senyawa antioksidan yang terkandung dalam kedua tanaman membantu menetralkan radikal bebas, melindungi sel-sel ginjal dari kerusakan oksidatif dan mendukung kesehatan jangka panjang.

  • Regulasi Tekanan Darah dan Fungsi Ginjal

    Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal, mengurangi kemampuan filtrasi dan menyebabkan gagal ginjal. Potensi efek hipotensif kedua tanaman, melalui mekanisme diuretik dan vasodilatasi, dapat membantu menjaga tekanan darah dalam kisaran normal dan melindungi ginjal dari kerusakan.

  • Peningkatan Ekskresi Limbah Metabolik

    Ginjal bertanggung jawab untuk membuang limbah metabolik, seperti urea dan kreatinin, dari darah. Peningkatan volume urin yang dihasilkan oleh efek diuretik membantu mempercepat ekskresi limbah ini, mencegah penumpukan yang dapat merusak ginjal dan organ lain.

Meskipun terdapat potensi manfaat, penggunaan keji beling dan kumis kucing sebagai pendukung kesehatan ginjal harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan medis. Konsultasi dengan dokter diperlukan untuk memastikan keamanan dan efektivitas, serta untuk memantau fungsi ginjal secara teratur. Kombinasi ini sebaiknya tidak menggantikan pengobatan konvensional yang telah terbukti efektif dalam pengelolaan penyakit ginjal.

Meredakan Nyeri Sendi

Potensi peredaan nyeri sendi yang dikaitkan dengan penggunaan ekstrak Strobilanthes crispus dan Orthosiphon stamineus berakar pada beberapa mekanisme biologis yang mungkin bekerja secara sinergis. Peradangan merupakan faktor kunci dalam patogenesis berbagai kondisi nyeri sendi, seperti osteoarthritis dan rheumatoid arthritis. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam Orthosiphon stamineus, khususnya, menunjukkan sifat anti-inflamasi in vitro dan in vivo. Kemampuan untuk menghambat produksi mediator inflamasi, seperti prostaglandin dan sitokin, dapat membantu mengurangi peradangan pada sendi, sehingga meringankan rasa sakit dan kekakuan. Selain itu, efek antioksidan dari kedua tanaman dapat berkontribusi pada peredaan nyeri. Radikal bebas, yang dihasilkan selama proses inflamasi, dapat merusak jaringan sendi dan memperburuk rasa sakit. Senyawa antioksidan membantu menetralkan radikal bebas, melindungi jaringan sendi dari kerusakan lebih lanjut. Selanjutnya, efek diuretik dari kedua tanaman dapat membantu mengurangi penumpukan cairan di sekitar sendi yang meradang, yang juga dapat berkontribusi pada rasa sakit dan ketidaknyamanan. Meskipun mekanisme-mekanisme ini menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa bukti klinis yang mendukung efektivitas ekstrak Strobilanthes crispus dan Orthosiphon stamineus dalam meredakan nyeri sendi masih terbatas. Uji klinis terkontrol dengan ukuran sampel yang lebih besar dan metodologi yang ketat diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat ini dan untuk menentukan dosis optimal dan durasi penggunaan. Individu yang mempertimbangkan penggunaan herbal ini untuk nyeri sendi harus berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk memastikan keamanan dan kesesuaian, terutama jika mereka sedang mengonsumsi obat-obatan lain atau memiliki kondisi kesehatan yang mendasari.

Tips Pemanfaatan Herbal untuk Kesehatan

Informasi berikut memberikan panduan penting dalam mempertimbangkan penggunaan tanaman tradisional sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan. Kepatuhan pada prinsip-prinsip ini dapat memaksimalkan potensi manfaat sekaligus meminimalkan risiko yang mungkin timbul.

Tip 1: Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Sebelum memulai penggunaan ramuan herbal apa pun, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli herbal yang berkualifikasi. Profesional kesehatan dapat memberikan penilaian yang komprehensif terhadap kondisi kesehatan individu, mengidentifikasi potensi interaksi dengan obat-obatan lain yang sedang dikonsumsi, dan memberikan rekomendasi dosis yang tepat.

Tip 2: Perhatikan Kualitas dan Sumber Bahan Baku
Kualitas bahan baku herbal sangat memengaruhi efektivitas dan keamanannya. Pastikan untuk mendapatkan bahan baku dari sumber yang terpercaya dan memiliki reputasi baik. Periksa apakah bahan baku telah diuji untuk memastikan kemurnian dan tidak mengandung kontaminan berbahaya seperti logam berat atau pestisida.

Tip 3: Perhatikan Dosis dan Cara Penggunaan yang Tepat
Dosis dan cara penggunaan yang tepat sangat penting untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko efek samping. Ikuti rekomendasi dosis yang diberikan oleh profesional kesehatan atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan produk. Jangan melebihi dosis yang dianjurkan, dan perhatikan cara penyajian yang tepat, seperti direbus, diseduh, atau dikonsumsi dalam bentuk kapsul.

Tip 4: Pantau Reaksi Tubuh dan Efek Samping
Setelah memulai penggunaan ramuan herbal, pantau reaksi tubuh secara cermat. Perhatikan apakah timbul efek samping yang tidak diinginkan, seperti reaksi alergi, gangguan pencernaan, atau perubahan tekanan darah. Jika timbul efek samping, segera hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan dokter.

Tip 5: Kombinasikan dengan Gaya Hidup Sehat
Penggunaan ramuan herbal sebaiknya dikombinasikan dengan gaya hidup sehat, seperti pola makan seimbang, olahraga teratur, istirahat yang cukup, dan pengelolaan stres yang baik. Gaya hidup sehat akan meningkatkan efektivitas ramuan herbal dan memberikan manfaat kesehatan yang lebih optimal.

Tip 6: Jangan Menggantikan Pengobatan Medis Konvensional
Ramuan herbal tidak boleh digunakan sebagai pengganti pengobatan medis konvensional yang telah terbukti efektif. Jika memiliki kondisi kesehatan yang serius, tetaplah mengikuti pengobatan yang diresepkan oleh dokter. Ramuan herbal dapat digunakan sebagai terapi komplementer untuk mendukung pengobatan konvensional, namun selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengombinasikan kedua jenis pengobatan tersebut.

Penerapan tips ini memungkinkan pemanfaatan potensi tanaman tradisional secara aman dan efektif, sebagai bagian dari pendekatan holistik untuk menjaga kesehatan. Konsultasi profesional, perhatian terhadap kualitas, dosis yang tepat, pemantauan reaksi tubuh, kombinasi dengan gaya hidup sehat, dan pemahaman batasan penggunaan menjadi kunci keberhasilan.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Evaluasi terhadap khasiat tanaman keji beling dan kumis kucing dalam ranah kesehatan membutuhkan telaah mendalam terhadap bukti ilmiah yang tersedia. Sejumlah studi praklinis, menggunakan model in vitro dan in vivo, telah meneliti potensi efek diuretik, anti-inflamasi, dan antioksidan dari ekstrak kedua tanaman ini. Hasil studi tersebut menunjukkan adanya aktivitas biologis yang menjanjikan, namun interpretasi data harus dilakukan dengan hati-hati mengingat keterbatasan model penelitian dan kebutuhan validasi pada subjek manusia.

Studi klinis pada manusia, meskipun jumlahnya masih terbatas, memberikan gambaran yang lebih relevan mengenai efektivitas dan keamanan penggunaan kombinasi kedua tanaman. Beberapa studi melaporkan adanya perbaikan parameter terkait fungsi ginjal dan penurunan tekanan darah pada kelompok peserta yang mengonsumsi ekstrak keji beling dan kumis kucing. Namun, studi-studi tersebut seringkali memiliki ukuran sampel yang kecil, desain penelitian yang kurang ketat, atau kurangnya kelompok kontrol yang memadai. Oleh karena itu, hasil studi klinis ini perlu dikonfirmasi oleh penelitian dengan skala yang lebih besar dan metodologi yang lebih kuat.

Perlu ditekankan bahwa terdapat variasi yang signifikan dalam formulasi, dosis, dan metode ekstraksi yang digunakan dalam berbagai studi. Hal ini mempersulit perbandingan langsung antar studi dan membuat generalisasi hasil menjadi kurang valid. Selain itu, beberapa studi melaporkan adanya efek samping ringan, seperti gangguan pencernaan, pada sebagian peserta. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan potensi risiko dan manfaat secara cermat sebelum menggunakan ramuan herbal ini, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan yang mendasari atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain.

Interpretasi bukti ilmiah dan studi kasus terkait penggunaan keji beling dan kumis kucing harus dilakukan secara kritis dan berimbang. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan desain yang lebih ketat dan ukuran sampel yang lebih besar untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan kedua tanaman ini dalam berbagai kondisi kesehatan. Konsultasi dengan profesional kesehatan tetap menjadi langkah penting sebelum memulai penggunaan ramuan herbal apa pun.