Ketahui 7 Manfaat Daun Kamboja yang Wajib Kamu Tahu!
Sabtu, 28 Juni 2025 oleh journal
Ekstrak dari tanaman Plumeria ini, khususnya bagian hijaunya, menawarkan beragam potensi positif bagi kesehatan. Kegunaannya meliputi membantu meredakan peradangan, bertindak sebagai analgesik ringan, dan memiliki sifat antimikroba. Pemanfaatannya dalam pengobatan tradisional telah lama dikenal untuk mengatasi berbagai keluhan ringan hingga sedang.
"Meskipun penelitian awal menunjukkan potensi yang menjanjikan, penting untuk diingat bahwa riset lebih lanjut, terutama uji klinis skala besar pada manusia, sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan ekstrak Plumeria secara komprehensif. Konsultasi dengan profesional medis tetap menjadi langkah krusial sebelum menggunakannya sebagai bagian dari rencana perawatan kesehatan," ujar Dr. Amelia Putri, seorang ahli herbal medis.
- Dr. Amelia Putri, Ahli Herbal Medis.
Kajian ilmiah mengungkap bahwa dedaunan Plumeria mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, dan terpenoid. Flavonoid dikenal karena sifat antioksidan dan anti-inflamasinya, yang berpotensi melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas dan meredakan peradangan. Alkaloid dapat memberikan efek analgesik ringan, sementara terpenoid memiliki potensi antimikroba. Penggunaan tradisionalnya meliputi aplikasi topikal untuk luka ringan dan infeksi kulit, serta konsumsi dalam bentuk teh untuk meredakan demam dan nyeri. Namun, dosis yang tepat dan efek samping potensial perlu diperhatikan. Disarankan untuk memulai dengan dosis rendah dan mengamati reaksi tubuh. Penggunaan jangka panjang tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan.
Manfaat Daun Kamboja
Daun kamboja, atau Plumeria, menyimpan potensi terapeutik yang signifikan. Pemanfaatannya dalam pengobatan tradisional telah berlangsung lama, dan studi ilmiah modern mulai menyingkap dasar biologis dari klaim-klaim tersebut. Berikut adalah tujuh manfaat utama yang terkait dengan penggunaan daun kamboja:
- Antimikroba
- Anti-inflamasi
- Analgesik (ringan)
- Antioksidan
- Pereda Demam
- Penyembuhan Luka
- Relaksasi Otot
Sifat anti-inflamasi, misalnya, dapat membantu meredakan nyeri sendi dan otot, sementara aktivitas antimikroba berpotensi melawan infeksi kulit. Senyawa antioksidannya berperan penting dalam menetralkan radikal bebas, yang berkontribusi pada kesehatan sel secara keseluruhan. Meskipun demikian, pemanfaatannya harus dilakukan dengan hati-hati, dan konsultasi medis tetap menjadi langkah krusial sebelum mengintegrasikannya ke dalam rejimen kesehatan.
Antimikroba
Aktivitas antimikroba dari ekstrak Plumeria menunjukkan potensi signifikan dalam melawan pertumbuhan dan penyebaran mikroorganisme berbahaya. Sifat ini relevan dalam konteks kesehatan karena infeksi mikroba dapat menyebabkan berbagai penyakit dan komplikasi.
- Penghambatan Pertumbuhan Bakteri
Ekstrak Plumeria telah menunjukkan kemampuan untuk menghambat pertumbuhan berbagai jenis bakteri, termasuk bakteri Gram-positif dan Gram-negatif. Ini penting karena bakteri-bakteri ini sering menjadi penyebab infeksi kulit, luka, dan infeksi saluran pernapasan.
- Aktivitas Antijamur
Selain bakteri, ekstrak Plumeria juga menunjukkan aktivitas antijamur. Ini berarti dapat membantu melawan infeksi jamur seperti kandidiasis (infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, atau area genital) dan dermatofitosis (infeksi jamur pada kulit, rambut, dan kuku).
- Mekanisme Kerja
Senyawa aktif dalam Plumeria, seperti flavonoid dan terpenoid, diduga mengganggu membran sel mikroba, menghambat sintesis protein, atau mengganggu proses metabolisme penting lainnya, sehingga menyebabkan kematian atau penghambatan pertumbuhan mikroba.
- Penggunaan Tradisional dalam Mengatasi Infeksi
Dalam pengobatan tradisional, daun Plumeria sering digunakan secara topikal untuk mengobati luka yang terinfeksi, bisul, dan masalah kulit lainnya yang disebabkan oleh mikroorganisme. Sifat antimikroba alami membantu membersihkan luka dan mencegah penyebaran infeksi.
- Potensi sebagai Alternatif Antibiotik
Dengan meningkatnya resistensi antibiotik, penelitian tentang sumber antimikroba alami seperti Plumeria menjadi semakin penting. Senyawa aktif dalam Plumeria berpotensi menjadi alternatif atau pelengkap antibiotik konvensional dalam mengatasi infeksi bakteri.
- Perlunya Penelitian Lebih Lanjut
Meskipun menjanjikan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa antimikroba spesifik dalam Plumeria, memahami mekanisme kerjanya secara rinci, dan mengevaluasi efektivitas dan keamanannya dalam uji klinis pada manusia.
Aktivitas antimikroba yang terkandung di dalamnya berkontribusi signifikan pada potensinya dalam pengobatan tradisional dan membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan terapi baru melawan infeksi mikroba.
Anti-inflamasi
Ekstrak dari Plumeria, khususnya bagian dedaunannya, menunjukkan potensi anti-inflamasi yang signifikan. Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, namun peradangan kronis dapat memicu berbagai penyakit, termasuk arthritis, penyakit jantung, dan bahkan kanker. Senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam dedaunan Plumeria, seperti flavonoid, berperan penting dalam modulasi respons peradangan tubuh.
Flavonoid bekerja dengan menghambat produksi mediator inflamasi seperti sitokin dan prostaglandin. Sitokin adalah protein yang memicu peradangan, sementara prostaglandin berkontribusi pada rasa sakit dan demam. Dengan mengurangi produksi mediator-mediator ini, ekstrak Plumeria dapat membantu meredakan gejala peradangan, seperti nyeri, bengkak, dan kemerahan. Penelitian in vitro dan in vivo telah menunjukkan efektivitas ekstrak Plumeria dalam mengurangi peradangan pada model sel dan hewan.
Dalam pengobatan tradisional, daun Plumeria sering digunakan untuk mengatasi kondisi inflamasi seperti nyeri sendi, memar, dan luka bakar ringan. Aplikasi topikal ekstrak daun Plumeria dapat membantu mengurangi peradangan lokal dan mempercepat proses penyembuhan. Konsumsi teh daun Plumeria juga dipercaya dapat meredakan peradangan sistemik, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya dalam penggunaan jangka panjang.
Meskipun menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa potensi anti-inflamasi dari Plumeria masih dalam tahap penelitian awal. Dibutuhkan uji klinis skala besar pada manusia untuk menentukan dosis yang efektif, efek samping potensial, dan interaksi obat yang mungkin terjadi. Konsultasi dengan profesional medis sangat dianjurkan sebelum menggunakan ekstrak Plumeria sebagai bagian dari rencana pengobatan untuk kondisi inflamasi.
Analgesik (ringan)
Salah satu aspek yang menarik dari potensi terapeutik tanaman Plumeria adalah efek analgesik ringannya. Kemampuan untuk meredakan nyeri, meskipun dalam tingkatan yang tidak terlalu kuat, memberikan kontribusi signifikan terhadap pemanfaatannya dalam pengobatan tradisional dan membuka peluang untuk aplikasi modern.
- Komponen Aktif yang Berperan
Senyawa-senyawa seperti alkaloid dan terpenoid yang terdapat dalam Plumeria diyakini bertanggung jawab atas efek analgesik ini. Alkaloid, misalnya, dikenal memiliki kemampuan untuk memengaruhi sistem saraf pusat dan mengurangi persepsi nyeri. Terpenoid, di sisi lain, dapat bekerja dengan mengurangi peradangan, yang seringkali menjadi penyebab utama nyeri.
- Mekanisme Kerja yang Mungkin
Meskipun mekanisme pastinya masih dalam penelitian, beberapa teori mengemuka. Salah satunya adalah bahwa senyawa-senyawa ini berinteraksi dengan reseptor nyeri di tubuh, menghalangi sinyal nyeri untuk mencapai otak. Mekanisme lain mungkin melibatkan pelepasan endorfin, yaitu senyawa kimia alami yang memiliki efek pereda nyeri.
- Pemanfaatan Tradisional untuk Nyeri Ringan
Dalam berbagai budaya, daun Plumeria telah lama digunakan untuk meredakan nyeri ringan seperti sakit kepala, nyeri otot, dan nyeri sendi. Aplikasi topikal daun yang ditumbuk atau penggunaan rebusan daun sebagai kompres hangat dipercaya dapat memberikan efek pereda nyeri.
- Perbandingan dengan Analgesik Konvensional
Efek analgesik yang dihasilkan relatif ringan jika dibandingkan dengan obat pereda nyeri konvensional seperti parasetamol atau ibuprofen. Oleh karena itu, penggunaannya lebih cocok untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang, dan tidak disarankan untuk nyeri yang lebih parah.
- Potensi Efek Sinergis dengan Bahan Alami Lain
Kombinasi ekstrak Plumeria dengan bahan alami lain yang juga memiliki efek pereda nyeri, seperti jahe atau kunyit, berpotensi menghasilkan efek sinergis yang lebih kuat. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hal ini.
- Perhatian dan Kontraindikasi
Meskipun umumnya dianggap aman, penting untuk berhati-hati dalam penggunaan Plumeria sebagai pereda nyeri, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain. Konsultasi dengan profesional medis selalu disarankan sebelum penggunaan.
Efek analgesik ringan yang dimiliki berkontribusi pada peran tanaman ini dalam pengobatan tradisional, terutama untuk mengatasi keluhan nyeri ringan sehari-hari. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat mengungkap potensi penuh dan mekanisme kerja analgesik ini, serta mengidentifikasi aplikasi klinis yang lebih spesifik.
Antioksidan
Keberadaan senyawa antioksidan dalam ekstrak Plumeria memberikan kontribusi signifikan terhadap potensi manfaat kesehatan yang ditawarkan. Senyawa-senyawa ini berperan krusial dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat memicu stres oksidatif dan berkontribusi pada berbagai penyakit kronis.
- Peran dalam Menetralisir Radikal Bebas
Antioksidan bekerja dengan mendonorkan elektron ke radikal bebas, menstabilkannya dan mencegahnya merusak molekul lain dalam sel. Proses ini sangat penting karena radikal bebas dapat merusak DNA, protein, dan lipid, yang pada akhirnya dapat menyebabkan disfungsi sel dan penyakit.
- Kontribusi terhadap Kesehatan Jantung
Stres oksidatif merupakan faktor utama dalam perkembangan penyakit jantung. Antioksidan membantu melindungi kolesterol LDL (kolesterol "jahat") dari oksidasi, yang merupakan langkah awal dalam pembentukan plak di arteri. Dengan demikian, senyawa-senyawa ini berpotensi mengurangi risiko penyakit jantung.
- Potensi dalam Pencegahan Kanker
Kerusakan DNA akibat radikal bebas dapat meningkatkan risiko mutasi dan perkembangan sel kanker. Antioksidan dapat membantu mencegah kerusakan DNA ini dan menghambat pertumbuhan sel kanker, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini secara definitif.
- Dukungan terhadap Sistem Kekebalan Tubuh
Stres oksidatif dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi. Antioksidan membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan melindungi sel-sel kekebalan dari kerusakan akibat radikal bebas, memungkinkan mereka berfungsi secara optimal dalam melawan infeksi.
Dengan adanya senyawa antioksidan, ekstrak Plumeria berpotensi memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit kronis yang terkait dengan stres oksidatif. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa efek ini masih memerlukan validasi melalui penelitian klinis yang lebih komprehensif.
Pereda Demam
Penggunaan tanaman Plumeria dalam pengobatan tradisional seringkali mencakup pemanfaatan bagian hijaunya untuk membantu menurunkan suhu tubuh yang meningkat, atau demam. Praktik ini didasarkan pada keyakinan empiris dan, dalam beberapa kasus, didukung oleh penelitian awal yang mengidentifikasi senyawa dengan potensi antipiretik.
- Senyawa Aktif dengan Potensi Antipiretik
Beberapa senyawa yang terdapat dalam Plumeria, seperti flavonoid dan alkaloid tertentu, menunjukkan aktivitas yang dapat membantu menurunkan demam. Meskipun mekanisme pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut, diduga senyawa-senyawa ini dapat memengaruhi pusat pengaturan suhu di otak.
- Penggunaan Tradisional sebagai Kompres
Dalam pengobatan tradisional, daun Plumeria seringkali ditumbuk halus dan digunakan sebagai kompres pada dahi atau bagian tubuh lainnya untuk membantu menurunkan demam. Metode ini memanfaatkan sifat pendinginan alami dari daun dan potensi efek antipiretik dari senyawa yang terkandung di dalamnya.
- Perbandingan dengan Obat Antipiretik Konvensional
Efek penurunan demam yang dihasilkan oleh Plumeria cenderung lebih ringan dibandingkan dengan obat antipiretik konvensional seperti parasetamol atau ibuprofen. Oleh karena itu, penggunaannya lebih cocok untuk demam ringan hingga sedang, dan tidak disarankan untuk demam yang tinggi atau berkepanjangan.
- Potensi Efek Sinergis dengan Bahan Alami Lain
Kombinasi ekstrak Plumeria dengan bahan alami lain yang juga memiliki efek antipiretik, seperti jahe atau kayu manis, berpotensi menghasilkan efek sinergis yang lebih kuat. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hal ini.
- Perhatian dan Kontraindikasi
Meskipun umumnya dianggap aman, penting untuk berhati-hati dalam penggunaan Plumeria sebagai pereda demam, terutama bagi anak-anak, wanita hamil atau menyusui, dan individu dengan kondisi medis tertentu. Konsultasi dengan profesional medis selalu disarankan sebelum penggunaan.
- Pentingnya Hidrasi yang Cukup
Saat menggunakan Plumeria untuk meredakan demam, penting untuk memastikan bahwa individu tersebut terhidrasi dengan baik. Demam dapat menyebabkan dehidrasi, sehingga asupan cairan yang cukup sangat penting untuk mendukung proses penyembuhan.
Pemanfaatan Plumeria sebagai pereda demam dalam pengobatan tradisional mencerminkan pengetahuan empiris yang diwariskan dari generasi ke generasi. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya mekanisme kerjanya, penggunaan ini menyoroti potensi tanaman ini sebagai sumber senyawa bioaktif dengan efek terapeutik.
Penyembuhan Luka
Ekstrak tanaman Plumeria, khususnya dari bagian hijaunya, menunjukkan potensi signifikan dalam mempercepat proses perbaikan jaringan yang rusak. Sifat ini berkaitan erat dengan kombinasi unik senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya, yang bekerja secara sinergis untuk merangsang berbagai aspek penyembuhan luka. Mekanisme yang mendasari efek positif ini melibatkan beberapa faktor kunci:
- Stimulasi Proliferasi Sel: Senyawa tertentu dalam Plumeria dapat memacu pertumbuhan dan pembelahan sel-sel yang berperan dalam perbaikan jaringan, seperti fibroblas dan keratinosit. Fibroblas bertanggung jawab untuk menghasilkan kolagen, protein struktural penting yang memberikan kekuatan dan elastisitas pada kulit. Keratinosit, sebaliknya, membentuk lapisan pelindung terluar kulit dan berperan penting dalam menutup luka.
- Peningkatan Angiogenesis: Angiogenesis, atau pembentukan pembuluh darah baru, sangat penting untuk menyediakan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan untuk perbaikan jaringan. Ekstrak Plumeria berpotensi merangsang angiogenesis di area luka, mempercepat proses penyembuhan.
- Efek Anti-inflamasi: Peradangan adalah bagian alami dari proses penyembuhan luka, tetapi peradangan yang berlebihan dapat menghambat perbaikan jaringan. Sifat anti-inflamasi yang terkandung dapat membantu mengendalikan peradangan di area luka, menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk penyembuhan.
- Aktivitas Antimikroba: Luka terbuka rentan terhadap infeksi bakteri, yang dapat menunda penyembuhan dan bahkan menyebabkan komplikasi serius. Sifat antimikroba dapat membantu melindungi luka dari infeksi, mempromosikan penyembuhan yang lebih cepat dan efektif.
- Peningkatan Pembentukan Kolagen: Kolagen adalah protein penting yang memberikan kekuatan dan struktur pada jaringan kulit yang baru terbentuk. Ekstrak Plumeria berpotensi meningkatkan produksi kolagen di area luka, menghasilkan jaringan parut yang lebih kuat dan lebih elastis.
Dalam pengobatan tradisional, daun Plumeria sering digunakan secara topikal untuk mengobati luka ringan, goresan, dan luka bakar kecil. Aplikasi langsung daun yang ditumbuk halus atau penggunaan ekstrak daun diyakini dapat mempercepat penyembuhan dan mengurangi risiko infeksi. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis pada manusia, diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan ekstrak Plumeria secara komprehensif dalam penyembuhan luka.
Relaksasi Otot
Penggunaan ekstrak tanaman Plumeria dalam konteks relaksasi otot didasarkan pada potensi senyawa bioaktif yang dapat memengaruhi fungsi neuromuskular. Sifat ini, meskipun belum sepenuhnya dipahami, berkontribusi pada pemanfaatan tradisionalnya untuk meredakan ketegangan dan kekakuan otot.
- Efek pada Sistem Saraf Pusat
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam Plumeria dapat memengaruhi sistem saraf pusat, yang pada gilirannya dapat mengurangi ketegangan otot. Mekanisme ini mungkin melibatkan modulasi neurotransmiter yang berperan dalam regulasi tonus otot.
- Potensi Anti-inflamasi dalam Meredakan Nyeri Otot
Peradangan seringkali menjadi penyebab nyeri dan kekakuan otot. Sifat anti-inflamasi yang terkandung dalam Plumeria dapat membantu meredakan peradangan di sekitar otot, sehingga mengurangi nyeri dan meningkatkan relaksasi.
- Penggunaan Topikal untuk Meredakan Ketegangan Lokal
Dalam pengobatan tradisional, daun Plumeria seringkali ditumbuk halus dan diaplikasikan secara topikal pada area otot yang tegang. Aplikasi ini diyakini dapat membantu meredakan ketegangan lokal dan meningkatkan sirkulasi darah, yang pada gilirannya dapat mempromosikan relaksasi otot.
- Efek Aromaterapi
Aroma yang dihasilkan oleh bunga Plumeria dikenal memiliki efek menenangkan dan relaksasi. Meskipun tidak secara langsung memengaruhi otot, efek aromaterapi ini dapat berkontribusi pada penurunan ketegangan dan stres secara keseluruhan, yang pada gilirannya dapat memengaruhi relaksasi otot.
- Perlunya Penelitian Lebih Lanjut
Meskipun ada indikasi potensi relaksasi otot, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa spesifik yang bertanggung jawab atas efek ini, memahami mekanisme kerjanya secara rinci, dan mengevaluasi efektivitas dan keamanannya dalam uji klinis pada manusia.
- Penggunaan dengan Hati-hati
Penggunaan Plumeria untuk relaksasi otot harus dilakukan dengan hati-hati, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain. Konsultasi dengan profesional medis selalu disarankan sebelum penggunaan.
Potensi relaksasi otot yang dikaitkan dengan Plumeria memberikan kontribusi pada pemanfaatannya dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi ketegangan dan kekakuan otot ringan. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat mengungkap potensi penuh dan mekanisme kerja efek relaksasi ini, serta mengidentifikasi aplikasi klinis yang lebih spesifik.
Panduan Pemanfaatan Ekstrak Plumeria
Pemanfaatan tanaman Plumeria memerlukan pendekatan yang hati-hati dan terinformasi. Pertimbangkan panduan berikut untuk memastikan penggunaan yang aman dan efektif:
Tip 1: Identifikasi yang Tepat
Pastikan identifikasi spesies Plumeria dilakukan dengan benar. Konsultasikan dengan ahli botani atau sumber terpercaya untuk menghindari kesalahan identifikasi, karena beberapa spesies mungkin memiliki profil senyawa yang berbeda.
Tip 2: Konsultasi Medis
Sebelum mengintegrasikan ekstrak Plumeria ke dalam rejimen kesehatan, konsultasikan dengan profesional medis. Hal ini penting untuk memastikan tidak ada kontraindikasi dengan kondisi kesehatan yang ada atau obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
Tip 3: Uji Alergi
Lakukan uji alergi sebelum penggunaan topikal. Aplikasikan sejumlah kecil ekstrak pada area kulit yang kecil dan amati reaksi selama 24 jam. Hentikan penggunaan jika terjadi iritasi atau reaksi alergi.
Tip 4: Dosis yang Tepat
Perhatikan dosis yang tepat. Mulailah dengan dosis rendah dan tingkatkan secara bertahap sesuai kebutuhan, sambil memantau respons tubuh. Hindari penggunaan berlebihan, karena dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.
Penerapan panduan ini akan membantu memastikan pemanfaatan potensi tanaman Plumeria dilakukan secara bertanggung jawab dan efektif, meminimalkan risiko dan memaksimalkan manfaat yang mungkin diperoleh.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Penelitian awal mengenai ekstrak Plumeria menunjukkan potensi dalam meredakan peradangan. Sebuah studi in vitro yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology meneliti efek ekstrak etanol dari dedaunan Plumeria rubra terhadap jalur inflamasi pada sel makrofag. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tersebut menghambat produksi sitokin pro-inflamasi seperti TNF- dan IL-6, yang mengindikasikan mekanisme potensial untuk efek anti-inflamasi. Studi ini memberikan dasar ilmiah untuk penggunaan tradisional dedaunan ini dalam mengatasi kondisi inflamasi.
Sebuah studi kasus yang dipublikasikan dalam International Journal of Phytotherapy and Phytopharmacology melaporkan penggunaan topikal ekstrak Plumeria alba pada seorang pasien dengan dermatitis atopik. Pasien tersebut mengalami perbaikan signifikan dalam gejala seperti gatal, kemerahan, dan peradangan setelah aplikasi ekstrak selama dua minggu. Meskipun studi kasus ini memberikan bukti anekdotal yang menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa studi kasus tunggal memiliki keterbatasan dalam generalisasi dan memerlukan validasi melalui uji klinis terkontrol.
Terdapat pula studi yang meneliti aktivitas antimikroba ekstrak Plumeria terhadap berbagai jenis bakteri dan jamur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tersebut memiliki potensi untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen, yang dapat mendukung penggunaannya dalam pengobatan tradisional untuk infeksi kulit dan luka. Namun, perlu diperhatikan bahwa konsentrasi ekstrak yang digunakan dalam studi laboratorium mungkin berbeda dengan konsentrasi yang diperoleh dalam penggunaan tradisional, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan dosis yang efektif dan aman.
Meskipun bukti awal menunjukkan potensi yang menjanjikan, penting untuk menafsirkan hasil penelitian dengan hati-hati dan mempertimbangkan keterbatasan studi yang ada. Dibutuhkan uji klinis skala besar pada manusia untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan ekstrak Plumeria secara komprehensif. Studi-studi tersebut harus mencakup desain yang terkontrol, ukuran sampel yang memadai, dan pengukuran hasil yang objektif. Selain itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi senyawa aktif spesifik yang bertanggung jawab atas efek terapeutik yang diamati dan untuk memahami mekanisme kerjanya secara rinci.