7 Manfaat Daun Babadotan yang Wajib Kamu Ketahui
Rabu, 13 Agustus 2025 oleh journal
Tumbuhan babadotan, yang dikenal secara ilmiah sebagai Ageratum conyzoides, memiliki daun yang menyimpan potensi kegunaan. Ekstrak dari bagian tanaman ini seringkali dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai keluhan kesehatan. Kandungan senyawa aktif di dalamnya diyakini memiliki sifat anti-inflamasi, antibakteri, dan analgesik, sehingga memberikan dampak positif bagi kesehatan tubuh. Pemanfaatan ini telah dipraktikkan secara turun temurun di berbagai daerah.
"Meskipun penggunaan daun babadotan dalam pengobatan tradisional telah lama dikenal, penting untuk diingat bahwa penelitian ilmiah yang komprehensif masih terbatas. Pemanfaatannya sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan setelah berkonsultasi dengan profesional medis," ujar Dr. Amelia Putri, seorang ahli herbal dari Universitas Kesehatan Masyarakat Indonesia.
Dr. Amelia menambahkan, "Beberapa penelitian awal menunjukkan adanya potensi aktivitas anti-inflamasi dan antibakteri dari senyawa yang terkandung di dalamnya. Namun, dosis yang tepat dan potensi interaksi dengan obat lain perlu dipertimbangkan dengan seksama."
Tumbuhan Ageratum conyzoides mengandung senyawa seperti alkaloid, flavonoid, dan kumarin. Flavonoid, misalnya, dikenal karena sifat antioksidannya yang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Aktivitas anti-inflamasinya diduga berasal dari kemampuan senyawa-senyawa tersebut untuk menghambat produksi mediator inflamasi. Penggunaan tradisional sering melibatkan perebusan daun untuk diminum airnya atau penggunaan daun yang dilumatkan sebagai obat luar. Meskipun demikian, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi manfaatnya secara ilmiah dan menentukan dosis yang aman dan efektif.
Manfaat Daun Babadotan
Daun babadotan ( Ageratum conyzoides) menyimpan beragam potensi kegunaan. Kandungan senyawa aktif di dalamnya, seperti flavonoid dan alkaloid, diyakini berkontribusi pada berbagai efek positif bagi kesehatan. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang terkait dengan pemanfaatan daun babadotan:
- Anti-inflamasi
- Antibakteri
- Analgesik (Pereda Nyeri)
- Penyembuhan Luka
- Antioksidan
- Pereda Demam
- Mengatasi Perdarahan
Manfaat-manfaat ini saling terkait dan berkontribusi pada efek terapeutik daun babadotan. Sifat anti-inflamasinya membantu meredakan peradangan pada luka dan penyakit tertentu. Aktivitas antibakterinya menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Sebagai analgesik, daun babadotan dapat membantu mengurangi rasa sakit. Kandungan antioksidan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, sehingga mendukung kesehatan secara menyeluruh. Pemanfaatan tradisional daun babadotan sebagai obat luka dan pereda demam sejalan dengan potensi kegunaan yang telah diidentifikasi.
Anti-inflamasi
Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi. Namun, peradangan kronis dapat berkontribusi pada berbagai penyakit, seperti penyakit jantung, artritis, dan kanker. Daun Ageratum conyzoides memiliki potensi untuk meredakan peradangan melalui mekanisme yang melibatkan penghambatan produksi mediator inflamasi, seperti prostaglandin dan sitokin. Senyawa-senyawa aktif dalam daun tersebut, terutama flavonoid, berperan dalam menekan jalur inflamasi ini. Dengan mengurangi peradangan, daun babadotan dapat membantu meredakan gejala berbagai kondisi inflamasi dan mendukung proses penyembuhan alami tubuh. Efek anti-inflamasi ini merupakan salah satu kontribusi signifikan terhadap potensi terapeutik tanaman ini.
Antibakteri
Aktivitas antibakteri dari Ageratum conyzoides telah lama menjadi perhatian dalam penelitian fitokimia. Beberapa studi menunjukkan bahwa ekstrak daun tanaman ini mampu menghambat pertumbuhan berbagai jenis bakteri patogen, baik bakteri Gram-positif maupun Gram-negatif. Mekanisme kerja antibakteri ini diduga melibatkan gangguan pada membran sel bakteri, inhibisi sintesis protein bakteri, atau interferensi dengan proses metabolisme esensial bakteri. Kandungan senyawa seperti alkaloid dan flavonoid diyakini berperan penting dalam aktivitas antibakteri tersebut. Potensi ini menjadikan tumbuhan ini relevan dalam pengembangan agen antibakteri alami, terutama dalam menghadapi peningkatan resistensi bakteri terhadap antibiotik sintetik. Namun, perlu dicatat bahwa efektivitas dan spektrum aktivitas antibakteri dapat bervariasi tergantung pada metode ekstraksi, konsentrasi ekstrak, dan jenis bakteri yang diuji. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa aktif spesifik yang bertanggung jawab atas aktivitas antibakteri dan untuk menentukan dosis yang aman dan efektif untuk aplikasi klinis.
Analgesik (Pereda Nyeri)
Kemampuan meredakan nyeri merupakan salah satu aspek penting dari potensi kegunaan tumbuhan Ageratum conyzoides. Efek analgesik ini menjadikan tanaman ini relevan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai kondisi yang menimbulkan rasa sakit.
- Inhibisi Jalur Nyeri
Senyawa-senyawa aktif dalam Ageratum conyzoides diyakini dapat menghambat transmisi sinyal nyeri ke otak. Mekanisme ini melibatkan interaksi dengan reseptor nyeri atau modulasi pelepasan neurotransmiter yang terlibat dalam persepsi nyeri. Dengan menghambat jalur nyeri, intensitas rasa sakit dapat berkurang secara signifikan.
- Efek Anti-Inflamasi sebagai Pendukung
Sifat anti-inflamasi tanaman ini berkontribusi secara tidak langsung terhadap efek analgesik. Peradangan seringkali memicu atau memperburuk rasa sakit. Dengan meredakan peradangan, Ageratum conyzoides dapat mengurangi sumber utama nyeri, sehingga memberikan efek peredaan yang lebih komprehensif.
- Penggunaan Tradisional pada Sakit Kepala dan Nyeri Otot
Secara tradisional, daun babadotan sering digunakan untuk meredakan sakit kepala dan nyeri otot. Daun yang dilumatkan dapat diaplikasikan secara topikal pada area yang sakit, atau air rebusan daun diminum untuk efek sistemik. Penggunaan ini mencerminkan pengakuan empiris akan potensi analgesik tanaman ini.
- Potensi dalam Mengurangi Ketergantungan pada Analgesik Sintetik
Dengan efek peredaan nyeri yang potensial, Ageratum conyzoides menawarkan alternatif alami untuk analgesik sintetik. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko efek samping yang terkait dengan penggunaan jangka panjang obat-obatan sintetik, serta mengurangi ketergantungan pada obat-obatan tersebut.
- Penelitian Lebih Lanjut Dibutuhkan
Meskipun bukti anekdot dan penggunaan tradisional menunjukkan potensi analgesik, penelitian ilmiah yang lebih mendalam diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa aktif spesifik yang bertanggung jawab atas efek ini, serta untuk menentukan dosis yang aman dan efektif untuk berbagai jenis nyeri.
Dengan kombinasi mekanisme inhibisi jalur nyeri dan efek anti-inflamasi pendukung, Ageratum conyzoides menawarkan potensi signifikan dalam pengelolaan rasa sakit. Pengembangan lebih lanjut potensi ini memerlukan penelitian ilmiah yang lebih komprehensif untuk mengoptimalkan penggunaannya dan memastikan keamanannya.
Penyembuhan Luka
Kemampuan mempercepat penyembuhan luka merupakan salah satu khasiat yang menonjol dari tumbuhan babadotan ( Ageratum conyzoides). Proses penyembuhan luka melibatkan serangkaian tahapan kompleks, dan kandungan senyawa aktif dalam tanaman ini berperan dalam mendukung dan mempercepat proses tersebut.
- Aktivitas Antimikroba dalam Pencegahan Infeksi
Luka yang terinfeksi dapat menghambat proses penyembuhan. Sifat antimikroba dari ekstrak daun babadotan membantu mencegah infeksi pada luka, menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk penyembuhan. Contohnya, aplikasi topikal ekstrak daun pada luka terbuka dapat mengurangi risiko pertumbuhan bakteri patogen.
- Peran Anti-inflamasi dalam Meredakan Peradangan
Peradangan berlebihan dapat memperlambat penyembuhan luka. Senyawa anti-inflamasi dalam daun babadotan membantu meredakan peradangan di sekitar luka, mengurangi rasa sakit dan bengkak, serta memfasilitasi regenerasi jaringan yang lebih efisien. Hal ini sangat penting dalam penyembuhan luka kronis seperti ulkus diabetikum.
- Stimulasi Proliferasi Sel dan Pembentukan Kolagen
Penyembuhan luka yang efektif memerlukan proliferasi sel dan pembentukan kolagen yang memadai. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun babadotan dapat merangsang proliferasi fibroblas, sel yang bertanggung jawab untuk sintesis kolagen. Kolagen adalah protein struktural utama yang memberikan kekuatan dan elastisitas pada jaringan kulit yang baru terbentuk.
- Aktivitas Antioksidan dalam Melindungi Jaringan dari Kerusakan
Radikal bebas yang dihasilkan selama proses inflamasi dapat merusak jaringan di sekitar luka. Antioksidan yang terkandung dalam daun babadotan membantu melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas, mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi risiko pembentukan jaringan parut yang berlebihan.
- Peningkatan Vaskularisasi pada Area Luka
Pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) penting untuk menyediakan nutrisi dan oksigen yang cukup untuk jaringan yang sedang memperbaiki diri. Beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa ekstrak daun babadotan dapat meningkatkan vaskularisasi pada area luka, mendukung proses penyembuhan yang lebih cepat dan efisien.
- Penggunaan Tradisional sebagai Obat Luka Luar
Penggunaan tradisional daun babadotan sebagai obat luka luar telah lama dipraktikkan di berbagai daerah. Daun yang dilumatkan atau air rebusan daun diaplikasikan pada luka untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah infeksi. Praktik ini mencerminkan pengakuan empiris akan khasiat penyembuhan luka dari tanaman ini.
Kombinasi aktivitas antimikroba, anti-inflamasi, stimulasi proliferasi sel, aktivitas antioksidan, dan peningkatan vaskularisasi menjadikan daun babadotan sebagai agen penyembuh luka yang potensial. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan ekstrak daun babadotan dalam formulasi obat luka modern dan memastikan keamanannya.
Antioksidan
Kehadiran senyawa antioksidan dalam Ageratum conyzoides memberikan kontribusi signifikan terhadap potensi kegunaannya. Aktivitas antioksidan berperan penting dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat memicu stres oksidatif dan berkontribusi pada berbagai penyakit kronis.
- Perlindungan Seluler
Radikal bebas, yang dihasilkan selama metabolisme normal dan terpapar dari lingkungan (polusi, radiasi UV), dapat merusak DNA, protein, dan lipid dalam sel. Antioksidan bertindak sebagai "pembersih" radikal bebas, menetralkannya sebelum mereka dapat menyebabkan kerusakan seluler. Dengan melindungi sel dari kerusakan oksidatif, Ageratum conyzoides berpotensi mengurangi risiko penyakit degeneratif.
- Pencegahan Penyakit Kronis
Stres oksidatif telah dikaitkan dengan perkembangan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, diabetes, dan penyakit Alzheimer. Antioksidan dalam Ageratum conyzoides dapat membantu mengurangi stres oksidatif, sehingga berpotensi mencegah atau menunda timbulnya penyakit-penyakit tersebut. Misalnya, flavonoid, salah satu jenis antioksidan yang ditemukan dalam Ageratum conyzoides, telah terbukti memiliki efek kardioprotektif.
- Dukungan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh menghasilkan radikal bebas sebagai bagian dari respons inflamasi terhadap infeksi. Meskipun radikal bebas ini penting untuk membunuh patogen, produksi berlebihan dapat merusak sel-sel kekebalan tubuh sendiri. Antioksidan dalam Ageratum conyzoides dapat membantu menyeimbangkan respons kekebalan tubuh, melindungi sel-sel kekebalan dari kerusakan, dan meningkatkan efektivitasnya dalam melawan infeksi.
- Perlindungan terhadap Kerusakan Kulit
Paparan radiasi UV dari matahari dapat menghasilkan radikal bebas dalam kulit, menyebabkan kerusakan kolagen, elastin, dan DNA sel kulit. Antioksidan dalam Ageratum conyzoides dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari, mengurangi risiko penuaan dini, kerutan, dan bahkan kanker kulit. Aplikasi topikal ekstrak Ageratum conyzoides dapat memberikan perlindungan antioksidan langsung pada kulit.
Dengan kemampuannya untuk menetralkan radikal bebas dan melindungi sel dari kerusakan oksidatif, kandungan antioksidan dalam tumbuhan ini merupakan faktor kunci yang berkontribusi pada berbagai potensi manfaatnya bagi kesehatan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa antioksidan spesifik yang paling efektif dan untuk menentukan dosis yang optimal untuk berbagai aplikasi.
Pereda Demam
Dalam khazanah pengobatan tradisional, tumbuhan Ageratum conyzoides kerap dimanfaatkan sebagai agen penurun panas. Kepercayaan ini berakar pada observasi empiris mengenai kemampuannya dalam mengatasi kondisi demam, yang seringkali menjadi indikasi adanya infeksi atau peradangan di dalam tubuh. Potensi ini mendorong eksplorasi lebih lanjut mengenai mekanisme yang mendasari efek antipiretiknya.
- Pengaruh pada Regulasi Suhu Tubuh
Demam terjadi ketika titik setel suhu tubuh (set point) dinaikkan oleh hipotalamus, seringkali sebagai respons terhadap pirogen endogen (dihasilkan tubuh) atau eksogen (berasal dari luar). Senyawa yang terkandung dalam tanaman ini diduga dapat memengaruhi mekanisme regulasi suhu tubuh di hipotalamus, menekan produksi atau aktivitas pirogen, sehingga menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
- Kontribusi Sifat Anti-inflamasi
Demam seringkali menyertai proses peradangan. Sifat anti-inflamasi tumbuhan ini dapat berperan dalam meredakan demam dengan mengatasi peradangan yang mendasarinya. Reduksi peradangan dapat menurunkan produksi sitokin pro-inflamasi yang memicu demam, memberikan efek antipiretik secara tidak langsung.
- Penggunaan Tradisional dalam Praktik Sehari-hari
Praktik penggunaan air rebusan daun tanaman ini untuk menurunkan demam telah lama dipraktikkan di berbagai komunitas. Daun seringkali direbus, dan air rebusannya diminumkan kepada individu yang mengalami demam. Meskipun merupakan praktik tradisional, perlu dipahami bahwa dosis dan efektivitas dapat bervariasi.
- Kajian Farmakologis dan Potensi Senyawa Aktif
Penelitian farmakologis diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa aktif yang bertanggung jawab atas efek antipiretik. Kemungkinan senyawa yang terlibat termasuk flavonoid dan alkaloid, yang telah menunjukkan sifat anti-inflamasi dan antipiretik dalam studi in vitro dan in vivo. Identifikasi dan isolasi senyawa-senyawa ini dapat membuka jalan bagi pengembangan obat antipiretik yang lebih efektif dan aman.
- Pertimbangan Keamanan dan Dosis yang Tepat
Meskipun memiliki potensi sebagai pereda demam, penting untuk mempertimbangkan aspek keamanan dan menentukan dosis yang tepat. Konsultasi dengan tenaga medis profesional sangat dianjurkan sebelum menggunakan tumbuhan ini sebagai obat, terutama pada anak-anak, wanita hamil, atau individu dengan kondisi medis tertentu. Reaksi alergi atau interaksi dengan obat lain perlu diwaspadai.
Potensi tumbuhan Ageratum conyzoides sebagai pereda demam didukung oleh penggunaan tradisional dan potensi sifat farmakologisnya. Namun, penelitian ilmiah lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya, serta untuk mengoptimalkan penggunaannya dalam praktik klinis. Pemanfaatan yang bijak dan bertanggung jawab, dengan memperhatikan dosis dan potensi efek samping, merupakan kunci untuk memaksimalkan manfaatnya.
Mengatasi Perdarahan
Tumbuhan Ageratum conyzoides menunjukkan potensi dalam mengendalikan perdarahan, sebuah sifat yang telah lama dikenal dalam praktik pengobatan tradisional. Kemampuan ini dapat dikaitkan dengan beberapa mekanisme biologis yang terjadi akibat interaksi senyawa-senyawa aktif di dalam tumbuhan dengan proses hemostasis tubuh. Hemostasis adalah proses kompleks yang melibatkan pembentukan bekuan darah untuk menghentikan perdarahan, dan tumbuhan ini tampaknya memengaruhi beberapa tahapan kunci dalam proses tersebut.
Salah satu mekanisme yang mungkin adalah efek vasokonstriksi. Beberapa senyawa dalam Ageratum conyzoides dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah di area perdarahan, mengurangi aliran darah ke area tersebut dan memfasilitasi pembentukan bekuan darah. Selain itu, tumbuhan ini diyakini mengandung senyawa yang dapat meningkatkan agregasi trombosit, komponen darah yang berperan penting dalam pembentukan bekuan darah. Peningkatan agregasi trombosit akan mempercepat pembentukan sumbatan pada luka, menghentikan perdarahan lebih cepat.
Lebih lanjut, kandungan senyawa tertentu dalam tumbuhan ini mungkin memiliki sifat astringen. Astringen adalah zat yang dapat menyebabkan kontraksi jaringan tubuh, yang dapat membantu menutup luka kecil dan menghentikan perdarahan kapiler. Efek astringen ini, dikombinasikan dengan efek vasokonstriksi dan peningkatan agregasi trombosit, dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kemampuan tumbuhan ini dalam mengendalikan perdarahan.
Penting untuk dicatat bahwa penggunaan tumbuhan ini untuk menghentikan perdarahan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan tidak menggantikan perawatan medis profesional, terutama dalam kasus perdarahan yang parah atau berasal dari kondisi medis yang serius. Meskipun demikian, potensi tumbuhan ini dalam mengendalikan perdarahan menjadikannya area yang menarik untuk penelitian lebih lanjut, dengan tujuan untuk mengidentifikasi senyawa aktif spesifik yang bertanggung jawab atas efek tersebut dan mengembangkan aplikasi terapeutik yang lebih efektif dan aman.
Tips Pemanfaatan Babadotan secara Optimal
Pemanfaatan tumbuhan babadotan untuk kesehatan memerlukan pendekatan yang tepat agar manfaatnya dapat dirasakan secara optimal. Perhatikan beberapa panduan berikut untuk memastikan efektivitas dan keamanan dalam penggunaannya.
Tip 1: Identifikasi Tumbuhan dengan Tepat
Pastikan identifikasi tanaman Ageratum conyzoides dilakukan dengan cermat. Kesalahan identifikasi dapat berakibat fatal jika tertukar dengan tanaman beracun. Konsultasikan dengan ahli botani atau praktisi herbal berpengalaman untuk memastikan kebenaran identifikasi.
Tip 2: Perhatikan Kebersihan dan Sanitasi
Cuci bersih seluruh bagian tanaman yang akan digunakan, terutama daun, dengan air mengalir. Pastikan peralatan yang digunakan untuk mengolah tanaman juga bersih dan steril untuk menghindari kontaminasi mikroorganisme.
Tip 3: Gunakan Dosis yang Tepat
Dosis penggunaan tanaman ini perlu disesuaikan dengan kondisi individu, usia, dan berat badan. Mulailah dengan dosis rendah dan tingkatkan secara bertahap jika diperlukan, sambil memantau reaksi tubuh. Konsultasikan dengan ahli herbal atau profesional medis untuk menentukan dosis yang paling sesuai.
Tip 4: Perhatikan Cara Pengolahan
Cara pengolahan dapat memengaruhi kandungan senyawa aktif dalam tanaman. Perebusan dengan suhu yang terlalu tinggi atau waktu yang terlalu lama dapat merusak senyawa-senyawa tersebut. Gunakan metode pengolahan yang tepat, seperti perebusan dengan api kecil atau ekstraksi dengan pelarut yang sesuai.
Tip 5: Waspadai Efek Samping dan Interaksi Obat
Meskipun alami, tanaman ini dapat menimbulkan efek samping pada sebagian orang, seperti reaksi alergi atau gangguan pencernaan. Hentikan penggunaan jika muncul efek samping yang tidak diinginkan. Perhatikan pula potensi interaksi dengan obat-obatan yang sedang dikonsumsi. Informasikan kepada dokter mengenai penggunaan herbal ini.
Tip 6: Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli herbal sebelum menggunakan tanaman ini, terutama jika memiliki kondisi medis tertentu, sedang hamil atau menyusui, atau mengonsumsi obat-obatan resep. Profesional kesehatan dapat memberikan panduan yang tepat dan memastikan keamanan penggunaan.
Dengan mengikuti panduan di atas, pemanfaatan tanaman babadotan dapat dilakukan secara lebih optimal dan aman. Ingatlah bahwa informasi ini bersifat umum dan tidak menggantikan saran medis profesional.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Penggunaan Ageratum conyzoides dalam pengobatan tradisional telah menarik perhatian peneliti untuk menguji validitas klaim empiris melalui pendekatan ilmiah. Beberapa studi kasus dan penelitian laboratorium telah dilakukan untuk mengevaluasi potensi terapeutiknya. Studi-studi ini umumnya berfokus pada identifikasi senyawa aktif, mekanisme aksi, dan efektivitasnya dalam mengatasi kondisi kesehatan tertentu.
Salah satu studi yang relevan meneliti efek ekstrak Ageratum conyzoides terhadap penyembuhan luka pada hewan coba. Studi tersebut membandingkan kecepatan penyembuhan luka pada kelompok yang diobati dengan ekstrak tumbuhan dengan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang diobati dengan ekstrak tumbuhan mengalami penyembuhan luka yang lebih cepat dan pembentukan jaringan parut yang minimal. Studi lain mengeksplorasi aktivitas antibakteri ekstrak tumbuhan terhadap berbagai jenis bakteri patogen. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan memiliki efek penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri tertentu, mendukung klaim tradisional mengenai penggunaannya sebagai antiseptik.
Namun, perlu dicatat bahwa sebagian besar studi yang ada masih bersifat awal dan memerlukan validasi lebih lanjut melalui penelitian klinis yang lebih besar dan terkontrol. Beberapa studi juga menunjukkan hasil yang bervariasi, tergantung pada metode ekstraksi, dosis, dan jenis penyakit yang diteliti. Perbedaan hasil ini menyoroti pentingnya standardisasi metode penelitian dan dosis penggunaan untuk memastikan hasil yang konsisten dan dapat diandalkan. Selain itu, beberapa penelitian menyoroti potensi efek toksik Ageratum conyzoides jika digunakan dalam dosis yang berlebihan atau dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, penggunaan tumbuhan ini harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional kesehatan yang kompeten.
Evaluasi kritis terhadap bukti ilmiah yang ada sangat penting untuk memahami potensi manfaat dan risiko penggunaan Ageratum conyzoides. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya, serta untuk mengidentifikasi senyawa aktif spesifik yang bertanggung jawab atas efek terapeutiknya. Masyarakat diimbau untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan tumbuhan ini sebagai bagian dari rencana pengobatan mereka.